Kerajaan Gehol Bulpusan II

9:40:00 AM Gehol Gaul 0 Comments

Hening menyelimuti Kerajaan Gehol seeharian itu. Pasca Sun Geyo menceritakan apa yang ia dapatkan dari Ratu Balakasura, kerajaan ditimpa kemuraman yang akut. Kemuraman kian bertambah setelah para pemuda yang menamakan diri mereka Gehol Manunggal melakukan  pepe alias berunjuk rasa di halaman keraton.

"Kami ingin air, sawah kami butuh air!" demikian teriak mereka dengan sangat kompaknya.

Suara mereka yang nyaring dan keluar dari pemuda-pemuda berusia belasan membuat kerajaan seolah disambar palu gada. Sebab, sebelumnya jangankan anak-anak bau kencur, para tetua kampung pun enggan menyuarakan sesuatu atas nama kedamaian. Kini, kerajaan seolah tak punya daya meredam suara kaum muda.


"Gusti Hening, keadaan sudah tak terkendali. Kita harus cepat memutuskan sesuatu," ujar Suyud Ana, sang patih Gehol.

"Aku tahu Suyud, tapi apa yang harus kita lakukan? Melawan Balakasura yang sakti dengan aneka teluhnya tentu sama saja dengan bunuh diri." ujar Gusti Hening dengan suara menahan amarah.

"Kita harus minta bantuan ke Negeri Sagara, Gusti. Di sana ada saudara kita yang kebetulan jadi petinggi kerajaan yang tangguh tersebut." ujar Suyud kemudian.

"Kanda Gajah memang saudara kita ki Patih. Namun maukah dia membantu negeri asalnya yang sedang sengsara?" ujar Gusti Hening setengah berbisik.

"Pasti mau Gusti, biar hamba sendiri yang akan menjemput Beliau," Suyud meyakinkan rajanya.

"Baiklah Suyud, jemput Kakang Gajah sesegera mungkin." ujar raja beranak dua ini kemudian. "Sementara ini, biarlah para prajurit akan kuperintahkan untuk menggali sebanyak mungkin sumur di Gehol. Setidaknya itu akan menghindarkan rakyatku dari mati kehausan." titah raja bertubuh montok ini kemudian.

Maka segenap prajurit pun akhirnya bahu-membahu menggali sumur. Para pemuda Gehol Manunggal tentu saja tidak tinggal diam. Mereka yang masih bersuara serak akibat berunjuk rasa ikut pula membantu menggali sumur bersama para prajurit.

Sumur memang berhasil menghindarkan warga Gehol dari mati kehausan. Namun sawah dan ladang mereka yang kehilangan air membuat resah para orangtua. Mereka resah karena cadangan makanan di leuit kini sudah menipis.

Sementara itu, Sun Geyo sang ulu-ulu sedang memutar otak bagaimana caranya agar sawah para penduduk tetap bisa diairi. Ia yang sudah lama berkecimpung dalam air-mengairi kini berusaha memecahkan masalah yang pelik ini. Dalam sejarah kerajaan Gehol, ini pertama kalinya ada masalah terkait dengan air.

(bersambung)

0 comments: