Bagaimana Kita Mendukung KPK?

1:46:00 PM Gehol Gaul 2 Comments




Talkshow Blogger di KPK (http://teguh-23.blogspot.com)
Menghadiri Temu Blogger Antikorupsi, 7 Desember 2012, member sedikit gambaran bagaimana kita sebagai warga biasa mmelakukan peran “kecil” menghalau korupsi. Sebagai warga biasa yang kebetulan memiliki jiwa kebersamaan dalam melawan korupsi peran kita sebenarnya patut diperhitungkan.

Kita yang selama ini antikorupsi meski diam-diam bisa jadi melakukannya dalam bentuk berbeda dari para penyelenggara negeri memiliki modal yang bagus dan kuat guna terus mengumandangkan “Katakan tidak pada korupsi” tanpa takut menjadi seperti mereka yang beriklan tagline tersebut.


Blogger bisa terus memupuk kesadaran antikorupsi dengan tetap menulis hal-hal yang mendorong orang untuk sadar bahwa tidak korupsi pun kita bisa bahagia. Dan dengan kebahagiaan yang kita raih tanpa kecurangan, kita bisa membuat orang yang dengan sekuat tenaga meraih bahagia dengan cara salah kemudian iri. Iri inilah yang kemudian akan  membuat mereka yang telah terlena dengan harta hasil jarahan berbalik menapaki jalan yang benar.

Salah satu kisah kecil yang diungkapkan Johan Budi, sang Juru Bicara KPK perlu kita renungkan bersama. Adalah yang mulia supir taksi yang membuat Johan Budi mampu bergetar hatinya terhinggapi rasa haru. Sang supir suatu saat pernah disewa oleh salah satu tokoh pegiat antikorupsi untuk mendatangi KPK di malam segerombolan polisi yang nekad hendak mencokok Kompol Novel Baswedan.

Sang supir yang sebagaimana supir mulia lainnya di muka bumi, berbicara ngalor-ngidul dengan penumpangnya demi memberikan service memuaskan. Karena kebetulan sang tokoh pegiat antikorupsi, maka yang dibicarakan tentu tak jauh dari hal tersebut. Hingga KPK, sang penumpang pun dengan sigap hendak membayar tariff sesuai dengan argo yang tertera. Namun apa kata sang supir?

“Tidak usah Pak, biarlah saya tak usah dibayar. Sebab hanya itulah yang mampu saya lakukan sebagai sumbangsih KPK demi mengeluarkan negeri ini dari korupsi,” ujar sang supir.

Kisah kecil ini memberikan kita sebuah pelajaran penting bahwa siapapun dan dengan cara apapun selama itu baik dan tidak melanggar hukum bisa ikut berperan serta mengenyahkan korupsi dari negeri ini. Terpulang kepada kita masing-masing bagaimana dan apa kemampuan kita untuk membantu.

Tulisan dan kisah ini mungkin tidak berarti dan sangat kecil artinya dalam mendukung KPK. Namun ditengah pesimisme publik yang demikian parah, tentu wajib diapresiasi, terutama kisahnya. Di mana publik, semua kekuasaan itu korup. Bahkan KPK yang antikorupsi pun banyak juga yang memandangnya korup. 

Pandangan publik ini wajar mengingat hamper semua sendi kehidupan di negeri ini sudah tersusupi korupsi. Mulai dari menguurus data diri, melakukan perjalanan di jalan raya, menempuh pendidikan, hingga memakamkan mayat harus berurusan dengan korupsi. Satu hal yang menyelamatkan KPK dari cap buruk korupsi meski selentingan juga masih dituduh adalah tangan KPK tidak sampai di kehidupan publik secara keseluruhan.

Bayangkan dengan polisi dan dishub yang berkeliaran di jalan, yang oleh sebagian oknum dimanfaatkan untuk menarik bayaran. Lihat juga institusi penegak hukum dan pelayanan publik lainnya yang dipenuhi oleh oknum sejenis. Makin lengkaplah derita para pembayar pajak di negeri ini.

Kepada KPK lah kita bisa berharap dan bersama KPK lah harapan dan bantuan kita wajib dimanifestasikan dalam bentuk yang efektif namun mampu dilaksanakan semampu kita. Menulis dan berkicau  di socmed tentang indahnya hidup tanpa korupsi, melaporkan dugaan korupsi, hingga membiasakan keluarga jauh dari suap menyuap adalah contoh nyata yang mudah.

Semoga kesadaran untuk menolak dan benar-benar berkata dan bertindak tidak pada korupsi bisa kita pegang teguh. Jika setiap kita mampu, maka sudah sepantasnya negeri ini bisa lepas dari jerat korupsi. Mari!

2 comments:

  1. Budayakan kantin kejujuran ditiap² sekolah

    ReplyDelete
  2. betul gan itu salah satunya abg bentuk preventif edukatif
    makasih dah mampir

    ReplyDelete