Kerajaan Gehol Bulpusan II
Hening menyelimuti Kerajaan Gehol seeharian itu. Pasca Sun Geyo menceritakan
apa yang ia dapatkan dari Ratu Balakasura, kerajaan ditimpa kemuraman yang
akut. Kemuraman kian bertambah setelah para pemuda yang menamakan diri mereka
Gehol Manunggal melakukan pepe alias berunjuk rasa di halaman
keraton.
"Kami ingin air, sawah kami butuh air!" demikian teriak mereka
dengan sangat kompaknya.
Suara mereka yang nyaring dan keluar dari pemuda-pemuda berusia belasan membuat
kerajaan seolah disambar palu gada. Sebab, sebelumnya jangankan anak-anak bau
kencur, para tetua kampung pun enggan menyuarakan sesuatu atas nama kedamaian.
Kini, kerajaan seolah tak punya daya meredam suara kaum muda.
"Gusti Hening, keadaan sudah tak terkendali. Kita harus cepat
memutuskan sesuatu," ujar Suyud Ana, sang patih Gehol.
"Aku tahu Suyud, tapi apa yang harus kita lakukan? Melawan Balakasura
yang sakti dengan aneka teluhnya tentu sama saja dengan bunuh diri." ujar
Gusti Hening dengan suara menahan amarah.
"Kita harus minta bantuan ke Negeri Sagara, Gusti. Di sana ada saudara
kita yang kebetulan jadi petinggi kerajaan yang tangguh tersebut." ujar
Suyud kemudian.
"Kanda Gajah memang saudara kita ki Patih. Namun maukah dia membantu
negeri asalnya yang sedang sengsara?" ujar Gusti Hening setengah berbisik.
"Pasti mau Gusti, biar hamba sendiri yang akan menjemput Beliau,"
Suyud meyakinkan rajanya.
"Baiklah Suyud, jemput Kakang Gajah sesegera mungkin." ujar raja
beranak dua ini kemudian. "Sementara ini, biarlah para prajurit akan
kuperintahkan untuk menggali sebanyak mungkin sumur di Gehol. Setidaknya itu
akan menghindarkan rakyatku dari mati kehausan." titah raja bertubuh
montok ini kemudian.
Maka segenap prajurit pun akhirnya bahu-membahu menggali sumur. Para pemuda
Gehol Manunggal tentu saja tidak tinggal diam. Mereka yang masih bersuara serak
akibat berunjuk rasa ikut pula membantu menggali sumur bersama para prajurit.
Sumur memang berhasil menghindarkan warga Gehol dari mati kehausan. Namun sawah
dan ladang mereka yang kehilangan air membuat resah para orangtua. Mereka resah
karena cadangan makanan di leuit kini sudah menipis.
Sementara itu, Sun Geyo sang ulu-ulu sedang memutar otak bagaimana
caranya agar sawah para penduduk tetap bisa diairi. Ia yang sudah lama
berkecimpung dalam air-mengairi kini berusaha memecahkan masalah yang pelik
ini. Dalam sejarah kerajaan Gehol, ini pertama kalinya ada masalah terkait
dengan air.
(bersambung)
0 comments: