Seharusnya Kita, Bukan Mereka!

12:39:00 PM Gehol Gaul 3 Comments


Jika ada sebuah kemalangan menimpa kita, apakah yang pertama yang kita butuhkan? Teman dan sahabat adalah jawabannya. Demikian juga dengan mereka yang kurang beruntung karena AIDS. Seharusnya kitalah yang lebih dahulu mengetuk pintu rumah mereka sebelum mereka datang meminta kita membuka jendela rumah kita untuk memperhatikan mereka. Dan remaja memiliki peran kunci dalam situasi ini.

Sebagai remaja yang lebih cair dalam pergaulan, maka inilah masa paling emas sekaligus rentan. Emas karena kecairan sikap mereka dalam menghadapi hidup mampu menyerap semua pengalaman tanpa batas. Rentan karena kecairan sikap terkadang sukar menyeleksi pengalaman. Namun terkait penderita HIV/AIDS, cairnya sikap remaja adalah senjata ampuh meruntuhkan sikap menyesali diri pada para ODHA – jujur berat mengatakan mereka yang menderita dengan kata ini karena terkesan mengekslusifkan mereka.

Dalam mengelola hubungan antara ODHA dan remaja harus ada kepedulian. Sikap terbuka, menerima sekaligus berhenti mengungkit apa yang diderita sangat penting dilakukan. Kunci utamanya adalah berhenti menyuruh penderita HIV/AIDS mencari informasi, membuka diri dan mau bergaul dengan masyarakat. Ubahlah agar diri kita yang mau berbagi informasi, mau menerima mereka, dan tak membedakan dalam pergaulan. Remaja, karena dalam bergaul lebih ikhlas, maka sangat mungkin lebih mampu memerankan.

Sering sekali dalam berbagai kesempatan kita menuntut mereka yang terkena HIV/AIDS berhenti menyesali diri. Namun dalam kesempatan yang sama kita seakan enggan menerima mereka. Kita dengan semangat menyuruh ODHA mencari informasi yang konstruktif, namun kita yang seharusnya memberi malah belum siap memberi. Semoga kesalahan ini tidak dilakukan oleh kaum remaja.

Karena sikap remaja yang cair mereka mampu dan mau bergaul dengan ODHA. Semoga ke depannya remaja dan kita pada umumnya berhenti mengharapkan mereka yang memulai hubungan. Namun kita semua yang berinisiatif. Kitalah pemberi informasi bukan mereka yang harus mengais sendiri. Kitalah yang memperlihatkan bahwa dunia itu indah, bukan mereka yang dengan segenap kekuatan mencoba menikmati.

Bukti Tweet

Bukti Follow
Hal ini berlaku juga saat kita mencari informasi. Berhentilah minta ada yang membuat seminar agar kita mengerti apa itu sesuatu. Sejak dini, apalagi remaja kini kian mudah mengakses media, carilah informasi sebanyak mungkin. Karena dengan banyaknya info, maka proses menyaring pengetahuan kian lebih mudah.

Sebagai info, data dari www.aidsindonesia.or.id bisa kita jadikan acuan kenapa remaja bisa memainkan peran penting dalam pencegahan sekaligus pendekatan pada penderita HIV/AIDS. Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan Triwulan Kedua 2011 terlihat bahwa kelompok umur 20-29 tahun memiliki presentase tertinggi. Melihat data tersebut, remaja akan lebih mudah menjalin komunikasi karena kesamaan usia, meskipun berbeda namun perbedaannya sangatlah tipis.

Kesamaan umur inilah yang diharapkan akan lebih mudah memahami ODHA sekaligus mencegah penyebaran AIDS. Dengan kemampuan remaja masa kini yang supel dan rileks, maka penderita AIDS akan lebih mudah diterima sekaligus menerima. Karena pergaulan mereka dengan ODHA intens dan positif, maka otomatis remaja akan lebih mudah berbagi informasi. Maka penyebaranpun bisa kian diredam.

Sekali lagi, kuncinya adalah lebih banyak kita yang memberi sehingga mereka dan kita bisa lebih baik. ODHA tidak sendiri, sebab kita peduli.

Bekasi - Jawa Barat

3 comments: