Petahunan: Kisah yang Tak Tercantum

4:35:00 PM Gehol Gaul 1 Comments

Bendungan Petahunan, Jetak, Sindangwangi, Bantarkawung, Brebes
Bendungan Petahunan telah diceritakan dalam artikel terdahulu berjudul Petahunan dan Legendanya. Kali ini akan saya ceritakan mengenai asal usul nama Petahunan. Kisah ini sayangnya tidak terdokumentasikan dengan baik. Hanya melalui mulut ke mulut para tetua kampungku.

Petahunan biasa dilogatkan warga Gehol dengan kata pataunan. Awalnya saya mengira kata tersebut berasal dari kata taun. Dengan mengambil taun debagai kata dasar, maka pataunan awalnya saya kira berarti setiap tahun. Namun, semuanya ternyata salah setelah saya berdiskusi dengan beberapa orang tua di kampungku.

Menurut mereka kata Patahunan berasal dari Ki Matahun alias Aki Matahun. Menurut mereka, Aki Matahun ini adalah orang kepercayaan Arya Jipang. Uniknya, hanya terpaut jarak sekitar 20 kilometer dari kampungku, terdapat Desa Jipang. Jelasnya bisa dilihat di wikipedia

 

Menurut para tetua kampungku, suatu waktu Arya Jipang dan Ki Matahun berkunjung ke daerah kampungku dan sekitarnya. Sebagaimana dicatat oleh wikipedia seseorang dengan nama Matahun adalah patih dari Arya Jipang alias Arya Penangsang.  Layaknya kaum bangsawan yang mengunjungi suatu tempat, maka mereka akan memberikan nama sebagai tanda bahwa daerah tersebut adalah wilayah kekuasaannya.

Sebagai bukti bahwa Arya Penangsang alias Arya Jipang pernah ke daerah tersebut, maka dinamkanlah salah desanya menjadi desa Jipang. Sedangkah Petahunan merupakan telaga yang ditemukan oleh rombongan Arya Penangsang saat berburu. Dongeng-dongeng dari tetua kampungku menyebut bahwa saat berburu tersebut Arya Jipang melihat seorang putri sedang mandi di tempat tersebut. Tempat mandinya hingga sekarang disebut Mungkal Putri alias Batu Putri.

Telaga tempat mandi Sang Putri sendiri dinamakan Petahunan sebab Ki Matahun berhasil menaklukannya sehingga dapat membawa Sang Putri ke hadapan Arya Jipang. Demikianlah secara singkat kenapa Petahunan dinamakan demikian.

Saya sendiri tidak bisa membantah maupun mengiyakan asal-usul tersebut. Selain karena tidak adanya catatan tertulis, klaim bahwa Arya Jipang pernah berkunjung ke daerah tersebut tidak pernah juga diceritakan dalam beberapa sumber resmi sejarah Jawa. Namun hal tersebut bukan tidak mungkin mengingat Arya Jipang berasal dari Cepu. Cepu sendiri jaraknya tidak terlalu jauh dari Brebes. Jika saja memang Arya Jipang pernah mengadakan perjalanan demi menaklukkan kerajaan yang dahulu menaungi Brebes bukan hal yang mustahil. Meski, sekali lagi harus diakui, catatan tentang hal ini tidak ada atau belum terungkap.

Bagi saya sendiri, kemungkinan paling besar justru adanya para pengikut Arya Jipang yang pergi menetap di daerah tersebut sehingga memberikan nama Jipang dan Petahunan. Hal tersebut terlihat lebih mungkin mengingat Arya Jipang dalam sejarah yang tertulis memiliki masa pemerintahan yang singkat dan berkonflik hanya dengan tetangga dekatnya. Sebab melihat dari letak geografis dan budayanya, Brebes tempat daerahku berada dibawah pemerintahan kerajaan Sunda. Hal ini kian dikuatkan mengingat Arya Jipang dalam sejarah yang tercatat tidak pernah berkonflik dengan pemerintahan Sunda.

Namun tentu saja hal tersebut bisa salah atau benar. Mengingat bahwa sejarah tidak selalu tepat dan menggambarkan sosok secara keseluruhan. Namun bagaimanapun, Arya Penangsang alias Arya Jipang sangat dihormati oleh masyarakat Jawa. Bahkan saking dihormatinya, banyak warga Jipang, Kabupaten Cepu, daerah asal Arya Jipang, tidak berani mengisahkan cerita Arya Penangsang. Sehingga sangat mungkin pengikut Arya Jipang menamai tempat tempat ia tinggal sesuai nama junjungannya.

Demikianlah kisahku tentang Bendungan Petahunan yang ada di Gehol alias Jetak. Entah sebuah kebetulan ataukah disengaja, Jetak dan Bendungan Petahunan berada hanya kurang dari 20 kilometer dari desa Jipang. Mengingatkan nama Arya Jipang dan Patih Matahun bukan?


1 comment: