Belulang di Mungkal Tumpang

1:57:00 PM Unknown 4 Comments

Belantara Tumaregol dijuluki hutan hitam oleh warga Geholsraya. Julukan tersebut diberikan karena hutan tersebut penuh dengan aura angker dan sihir jahat. Setiap malam, suara hewan menggelora mendirikan bulu kuduk.

Hutan Tumaregol sendiri dipenuhi oleh pepohonan tua dengan usia berabad-abad. Jauh di dalam hutan tersebut, tinggal sekelompok makhluk cerdas dengan kemampuan yang adilihung. Mereka adalah manusia-manusia super yang sengaja menghilang dari dunia nyata. Dengan kemampuan mereka yang mumpuni, bepergian ke Geholsraya tanpa diketahui manusia biasa adalah hal yang biasa.

Penduduk dalam Tumaregol biasa disebut Kaum Margol. Kaum Margol sendiri berujud sama seperti manusia biasa seperti kebanyakan warga bumi Geholsraya. Namun badan mereka memiliki tinggi minimal dua meter. Badan mereka kekar dengan wajah keras nan tampan dan cantik. Kaki-kaki mereka jenjang tanpa timbunan lemak berlebih karena hanya sedikit digunakan untuk berjalan. Mereka terbiasa terbang dengan kendaraan rumit yang biasa disebut Langlayangan.

Kaum Margol percaya bahwa mereka adalah titisan para dewa. Kaum Margol mengangkat pemimpin mereka yang paling hebat dan mampu terbang tanpa bantuan Langllayangan. Saat ini, Kaum Margol dipimpin oleh Sarju.

Sarju sendiri terbilang berani dan maju dalam berpikir. Jika selama ini para penduduk Tumaregol enggan bersahabat dengan manusia, Sarju berpikir dan bertindak sebaliknya. Ia diam-diam memiliki kontak dengan salah satu penduduk Geholsraya. Penduduk tersebut berasal dari kalangan biasa saja namun disegani karena kealiman dan pengetahuannya. Ia bernama Jatianom.

Geholsraya sendiri adalah kerajaan terbesar di pesisir Samudra Cigunung. Kekuasaan Geholsraya dibatasi oleh Samudra Cigunung di selatan, Pegunungan Sagara Galuh di barat, Laut Sunyi di utara dan Pegunungan Salamet di timur. Geholsraya terhitung maju untuk peradaban manusia. Kerajaan yang dipimpin oleh Sukamdani ini hidup dari bertani, berlayar, berdagang, dan berdagang logam.

Secara hokum, hutan Tumaregol adalah wilayah Geholsraya. Namun faktanya, hutan ini tidak disentuh kerajaan dan penduduk. Hutan ini berdiri angkuh memanjang dari sisi sungai Jetario menuju Pegunungan Salamet.

Kehidupan Geholsraya dibawah kepemimpinan Sukamdani sedang mengalami kekhawatiran yang menyelimuti seluruh penduduk Geholsraya. Kehidupan yang awalnya tenang berubah penuh gelisah tatkala banyak berseliweran kabar mengenai kebangkitan Padepokan Swargalega yang merupakan perkumpulan manusia-manusia cerdas nan ambisius. Perkumpulan ini memiliki banyak sekali orang pintar yang mampu menciptakan barang-barang dan sejata-senjata canggih yang sulit ditandingi. Swargalega sendiri kini dibawah pimpinan Pramponama. Seorang gila teks-teks kuno yang didesas-desuskan memiliki kemampuan membuat batu terbang.

Ketakutan Geholsraya pada Swargalega karena di masa lalu Swargalega pernah membuat heboh negeri Sukamdani dengan ledakan yang mampu membuat batu-batu meleleh. Geholsraya saat itu terpaksa menumpas Swargalega karena bahan peledak tersebut sering digunakan oleh tangan-tangan culas. Geholsraya sendiri akhirnya melarang Swargalega karena kekhawatiran tersebut.

(bersambung)

4 comments: