Jajagoan, Permainan Ketangkasan dari Gehol

4:01:00 PM Unknown 2 Comments

Pilih pohon jagung sebagai jagoan
Melihat namanya, tentu akan teringat dengan film laga atau cerita silat dimana ada para jagoan yang membasmi kejahatan. Namun, jajagoan dari Gehol sangat jauh berbeda. Tidak ada unsure kekerasan sama sekali, meski salah satu risiko memainkan permainan ini bisa terluka.

Permainan jajagoan biasa dimainkan anak-anak Gehol di masa lalu saat musim panen jagung tiba. Karena hanya dengan pohon jagunglah, permainan yang khas anak lelaki ini bisa dimainkan. Melalui media pohon jagung, anak laki-laki yang bermain jajagoan bisa menundukkan lawannya hingga hancur lebur.

Untuk dapat menghancurkan lawan, permainan ini membutuhkan kekuatan tenaga, ketepatan membidik, dan perhitungan yang matang. Kombinasi ketiganyalah yang mampu membuat seseorang bisa memenangkan permainan Jajagoan. Tentu saja, wajib juga ada sejumput keberuntungan yang didapat.




Lalu, bagaimanakah cara memainkannya? Pertama-tama, pastikan bahwa saat ingin memainkan jajagoan bertepatan dengan saatnya panen jagung. Sebab, sekuat apapun keinginan, jika musim panen jagung belum tiba maka musnahlah syahwat bermain Jajagoan.

Yang kedua, pilihlah pohon jagung yang sudah dipanen dan kekar. Kekekaran ini bertujuan untuk menahan gempuran dari lawan. Kekekaran pohon juga dimaksudkan untuk memudahkan menghancurkan lawan.

Yang ketiga, pastikan mampu mencabut pohon jagung sampai akar-akarnya. Akar yang terdalam, inilah makanya pemain Jajagoan wajib memiliki kekuatan. Jika kekuatan kurang, gunakanlah akal, sebab dengan teknik yang benar, mencabut pohon jagung hingga akar bukan melulu masalah tenaga. 
Proses adu Jajagoan

Yang keempat, jika sudah mendapatkan pohon pilihan dan berhasil mencabutnya hingga akar, runcingkan bagian akar. Bagian ini biasanya akan sangat berat karena penuh dengan tanah. Untuk itu cucilah agar tanahnya meluruh sehingga bobotnya tidak berat lagi. Langsung melancipkan ujung pohon tanpa mencuci bisa berakibat fatal. Selain karena berat, niat meruncingkan justru akan mematahkan. Jika ini terjadi, maka sia-sialah pekerjaan memilih dan mencabut pohon jagung.

Jika sudah meruncingkan, maka permainan siap dimulai. Jika tak ada teman, permainan ini bisa dimainkan sendiri. Tentu saja, kadar seru dan kompetisi akan berkurang. Satu lagi, usahakan mencabut pohon jagung sebanyak yang bisa dilakukan. Sebab bukan tidak mungkin pohon yang diandalkan akan hancur oleh kepunyaan musuh. Cadangan senjata wajib dilakukan terutama jika musuh lebih jago.

Maka permainanpun dimulai. Suitlah untuk menentukan siapa yang pertama berhak membidik. Yang kalah suit alias mendapat giliran berikutnya wajib membaringkan pohon jagung jagoannya di tanah. Ganggulah konsentrasi lawan dan berdoalah sebisa mungkin. Jika pohon jagung yang dibaringkan hancur oleh senjata lawan, maka kalahlah sudah. Jika bidikan lawan meleset, maka giliran yang tadi dibidik untuk melakukan aksinya. Musuh harus membaringkan pohon jagung jagoannya dan bidiklah. Begitu seterusnya.

Jika pesertanya banyak maka jaminan mutu serunya permainan jajagoan. Peserta yang membaringkan “jagoannya” akan berulang kali ditembak oleh senjata musuh. Bisa jadi dua hingga tiga kali sang “jagoan” masih bisa tahan. Namun jika banyak tusukan, maka pohon jagung tersebut bisa dipastikan hancur berantakan.

Untuk meminimalisir bahaya, berdirilah sejauh mungkin dari target. Karena musim panen jagung biasanya bertepatan dengan musim hujan, terutama di Gehol, maka bisa saja bidikan akan meleset karena licin. Kesalahan membidik bisa juga berakibat “senjata” musuh akan mental berbalik arah.

Tertarik memainkan Jajagoan? Sayangnya permainan ini sudah musnah. Semenjak kata modern menyeruak ke Gehol, sejak itu pulalah permainan-permainan sederhana tanpa ongkos di Gehol perlahan menghilang.

2 comments:

  1. hahaha sayang sering maen dulu waktu kecil...thx mengingatkan nostalgia waktu dulu

    http://gayatekno.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. heuheuheuheu ternyata ada juga yang maenin makasih kunjungannya gan

      Delete