Wagean: Tradisi Gehol yang Hilang

2:40:00 PM Gehol Gaul 2 Comments

Wagean (http://static.panoramio.com)

Terpujilah leluhur Gehol siapapun itu yang telah membuat tradisi wagean. Tradisi yang dilaksanakan atas kesadaran sendiri ini jika ditinjau dari berbagai segi ternyata bisa disebut sebagai bukti mulianya visi leluhur. Wagean yang dilaksanakan selepas menunaikan sholat Jum’at ini sayangnya kini telah hilang.

Wagean sendiri berasal dari kata wage yang merupakan salah satu nama hari dalam sepasar atau juga disebut dengan nama pancawara, minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Tradisi ini diwujudkan melalui kebersamaan kaum lelaki “mengobrak-abrik” sungai demi mendapatkan ikan. Tentu saja mereka hanya mengandalkan tangan dan jikapun alat hanya berupa jala semata. Tanpa bahan kimia dan beracun lainnya.

Jika ditinjau dari segi sosial tentu saja wagean sangat berperan dalam mempererat tali silaturahim warga Gehol. Bayangkan, setelah aktivitas religus mereka di mesjid, mereka kemudian menyambungnya dengan kegiatan sosialisasi. Karena kegiatan ini berwujud dalam mencari ikan, maka sosialisasi ini sekaligus sebagai ajang menambah penghasilan di hari itu. Bukan untuk dijual memang, namun setidaknya mampu menambah lauk-pauk di rumah.

Uniknya tradisi wagean ini hanya dilakukan saat Jum’at Wage. Dengan melihat siklusnya, maka kegiatan ini hanya dilakukan sekali dalam 40 hari. Tentunya sebuah momen yang sangat menarik jika ditinjau dari segi sosial bahwa ada waktu berkumpul alami dari sebuah komunitas tanpa dilakukan ajakan sebelumnya. Karena wajib dicatat bahwa wagean sangat bersifat sukarela. Jam biologis dalam tubuh warga Gehol seolah tahu bahwa setiap Jumat Wage adalah waktunya kaum lelaki turun ke sungai mencari ikan sambil bercengkrama.

Selain berperan dalam mempererat tali persaudaraan, tradisi yang hilang ini sangat erat kaitannya dengan pelestaria lingkungan. Bagaimana tidak, tradisi ini mengingatkan anak-anak Gehol bahwa ikan, sungai dan alam harus tetap dipelihara. Itulah sebabnya, dalam tradisi ini dilarang memakai bahan-bahan yang berbahaya bagi ikan, air dan lingkungan. Sebuah kearifan lokal yang sulit ditemui di daerah lain bukan?

Tradisi ini juga mengajarkan kepada warga Gehol bahwa keserakahan itu harus dibuang jauh-jauh dari hati. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Gehol berlaku dalam wagean. Bagi yang memakai jala, maka mereka akan berada paling depan. Para pemakai jalapun akan berurutan tergantung seberapa besar lubang jala mereka.

Pemakai jala dengan lubang besar akan berada paling depan, kemudian urutannya selanjutnya adalah mereka yang memakai dengan lubang jala lebih kecil. Selain itu, para pemakai jala hanya akan ada di daerah yang airnya dalam, biasanya paling dalam sedada dan paling rendah sepinggang.

Kelompok berikutnya adalah mereka yang memakai tangan kosong alias ngemek. Pencari ikan dengan tangan ini akan berada di belakang pemakai jala dan hanya di daerah yang airnya paling tinggi sepinggang saja. Menarik bukan susunan tradisi wagean ini?

Lalu apa hubungannya dengan keserakahan? Ingat bahwa ini adalah ajang mencari ikan, jika susunan pemakai jala di balik, maka bisa dipastikan pemakai jala longgar tidak akan kebagian ikan. Bukankah pemakai jala kecil akan dengan mudah meraup semua ikan dari kecil hingga besar?

Melihat lokasi pemakai jala yang hanya di tampat air setinggi pinggang ke atas tentu saja ini memberikan kesempatan kepada pencari ikan bertangan kosong. Kemudian kenapa para pencari ikan dengan tangan kosong berada di belakang? Hal ini semata demi memberi kesempatan kepada para pemakai jala. Sebab jika para pencari ikan dengan ngemek  ada di depan, sudah pasti ikan akan kabur sehingga pemakai jala akan gigit jari. Jikapun para pemakai jala dan tangan kosong sejajar, maka para pemakai jala akan di tengah.

Yah itulah salah satu tradisi Gehol yang kini sudah hilang, wagean. Sebuah karya leluhur yang bermakna dalam jika diresapi dengan benar.

2 comments:

  1. sebenarnya rugi juga kalo di posting di kompasiana, jarang ada traffic yang datang ke blog karena infonya sudah lengkap. Yang di untungkan mereka.

    ReplyDelete
  2. iya juga ya gan ...
    makanya gak mosting lagi deh disana ...

    makasih gan dah ngingetin ...

    ReplyDelete