Antara Apple dan Gehol
Kabar mengejutkan dari raksasa IT asal Amerika yang menelurkan produk inovatif mulai dari iMac, Macbook, iPhone, iPod hingga iPad. Steve Jobs yang sangat melegenda di dunia IT meninggal dunia. Sang komandan sekaligus salah satu pendiri Apple yang digaji US$1 perbulan itu meninggalkan dunia dengan penuh kegemilangan. Membawa Apple merajai industri IT untuk Tablet sekaligus menjadi inovator untuk beberapa perangkat keras.
Kehilangan Steve Jobs adalah kehilangan besar bagi dunia IT. Sebagai innovator ulung, banyak karyanya yang menajdi master piece dan memengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara langsung maupun tidak. Satu yang pasti, kepergiannya telah banyak meninggalkan jejak-jejak peradaban yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Di atas semua itu, kemampuannya mengelola sebuah perusahaan yang menuju kebangkrutan menjadi salah satu raksasa patut diteladani.
Melihat Apple di era 1997 yang sedang menuju kebangkrutan, mengingatkanku pada Gehol. Meski berbeda dari segi apapun, namun keadaannya sama, membutuhkan seorang leader sekaligus innovator.
Gehol sendiri sebagai sebuah wilayah sekaligus lembaga tentu pernah memiliki legenda yang dianggap paling berjasa bagi kemajuan desa. Sederet nama pantas disebut mulai dari kepala desa, kyai hingga individu-individu yang mendedikasikan dirinya lebih banyak untuk Gehol daripada untuk diri mereka sendiri.
Legenda yang sangat sulit ditandingi di Gehol adalah Alm. Mbah Durmi, sang pemimpin sejati dari Gehol baik dari segi pemerintahan administratif maupun secara spiritual. Ada juga sepasang kyai yang meninggal akibat kecelakaan, Kyai Murtado dan Kyai Akhyar. Keduanya adalah legenda dalam penyebaran Islam di Gehol. Figur penting lainnya namun tidak pernah menonjolkan diri adalah Alm. Kyai Matori. Visinya yang murni menjalankan agama dan tak terpengaruh oleh isu-isu politik dan kekuasaan sangat mengagumkan.
Siapa Selanjutnya?
Jika Apple sebagai sebuah perusahaan memiliki sederet penerus yang siap mengeksplorasi ide-ide dan visi dari Steve Jobs, maka sebaliknya dengan Gehol. Untuk melanjutkan kejayaan Gehol dimasa lalu sungguh sulit. Hal ini karena sulitnya menemukan figure yang mampu mendekati secara visi, misi dan kepribadian dengan figure-figur yang telah pergi di atas.
Jikapun ada yang memiliki kualitas lebih dari segi keilmuan dan materi, namun semuanya terjebak dalam pusaran perebutan kuasa dan uang. Parahnya, keadaan tersebut seolah diwariskan kepada anak-cucu segenap warga Gehol. Terdepaknya banyak pemuda dan warga Gehol ke kota demi mempertahankan hidup adalah bukti konkrit betapa perkembangan peradaban mengalami penurunan secara signifikan. Kemampuan Gehol dalam menyejahterakan rakyat terlihat gagal, meski hal tersebut memang menjadi kecenderungan di negeri ini.
Lalu apakah solusi yang harus diambil? Perubahan radikal wajib dilakukan oleh Gehol jika ingin pergi dari lembah keterpurukan. Menemukan figur pemimpin adalah kunci utamanya. Di masa datang, Gehol dan segenap rakyatnya harus mampu memilih pemimpin yang visioner. Pemimpin yang mampu mencarikan jalan keluar yang radikal dan tidak terlalu text book.
Pertanyaannya, mampukan masyarakat Gehol mengedepankan nurani dan mengenyampingkan ego serta sifat pragmatis? Layak ditunggu di 2012.