Konflik Elit: Problem Gehol dan Timnas

3:48:00 PM Gehol Gaul 2 Comments

Ada sebuah kesamaan antara timnas sepakbola Indonesia dan Gehol, sama-sama terpuruk dan miskin prestasi. Timnas yang diguyur dana melimpah ternyata tak mampu berbicara banyak. Jangankan level dunia atau Asia, bahkan di Asia Tenggara pun timnas sepakbola Indonesia seakan Cuma sekedar figuran.


Gehol memiliki problem sama yaitu sebagai figuran alias dianggap antara ada dan tiada oleh masyarakat lainnya. Hanya saja Geho tidak dan jauh dari guyuran dana. Jikapun ada dana pemerintah, maka ia hanya mengguyur sebagian orang saja. Prestasi Geholpun setali tiga uang, jauh dari memuaskan. Meski memang secara keseluruhan tak ada kompetisi yang bisa diikuti secara berjenjang di daerah Bantarkawung, Brebes.

Tentu sangat tidak bijak menyalahkan kegagalan keduanya dengan hanya menuding pelaku saja. Banyak hal yang memengaruhi dan salah satu yang menjadi alas an utama yang patut dijadikan kambing hitam adalah konflik elit yang melanda. Tentu masih ingat bagaimana elit PSSI yang secara vulgar memperlihatkan ego masing-masing dan cenderung mengabaikan pembanguna  olahraga secara komprehensif.

Sebagaimana timnas, Gehol pun sama. Terlalu lama elit Gehol larut dalam konflik terselubung. Konflik yang dipendam bak bara ini kemudian dijadikan warisan kepada generasi muda Gehol. Pada akhirnya, konflik tersebut menghambat banyaknya potensi yang bisa diraih oleh kaum muda Gehol.

Pertarungan yang tiada henti ini kemudian menjadikan berbagai kegiatan di Gehol mandek bahkan mati. Kesibukan elit berkonflik akhirnya menghabiskan energi mereka. Karena energi mereka sudah habis, maka kerja untuk publikpun terkesampingkan. Kerja para elit hanya satu: bagaimana melanjutkan kekuasaan ada di tangan mereka tak peduli apapun akibatnya.

Jika timnas memiliki kompetisi sekaligus institusi yang harus berbenah agar kembali berjaya, maka Gehol memiliki pilkades sebagai ajang perbaikan diri. Gehol tentu harus memanfaatkan momentum tersebut untuk perbaikan dalam segala bidang.

Sudah saatnya para elit kembali menginjak ke bumi. Lihatlah generasi muda yang kini terombang-ambing akibat tidak adanya panutan yang layak. Lihat juga bagimana sulitnya kaum muda berkarya akibat tersedotnya perhatian elit dalam putaran konflik. Tenaga, pikiran dan materi yang seharusnya mampu menyediakan media ekspresi bagi kaum muda justru digunakan untuk berkutat dengan konflik.

Mengingat 2012 adalah tahun pergantian pucuk pimpinan Gehol, maka bukan tidak mungkin konflik akan kian memanas. Padahal, momen ini adalah momen harapan bagi rakyat kebanyakan dalam memperbaiki kehidupan mereka. Bagaimanapun, pergantian pemimpin selalu memberikan harapan baru bagi yang dipimpin. Lalu, tegakah harapan itu terhapus atau semu belaka dengan tingkah elit yang rajin berkonflik.

Sebagai masyarakat biasa sekaligus sebagai bagian dari kaum muda, tentu banyak harapan tersemat dalam pergantian pemimpin ini. Tak peduli siapapun yang terpilih, yang penting bagaimana ia mampu mengelaborasi potensi Gehol agar mampu kembali berbicara di berbagai ajang. 

Harapan juga tersemat kepada kaum muda dan publik secara umum. Semoga mereka masih mau peduli dan memperjuangkan perubahan untuk kehidupan mereka. Bagaimanapun, mereka adalah pihak yang paling dirugikan oleh adanya konflik abadi kaum elit. Jadi, wajar saja jika kemudian mereka memilih apatis dan tak peduli.

Harapan agar kaum muda dan publik memilih pemimpin yang benar-benar tepat tentu harus tetap dipertahankan. Semoga di 2012, tahun yang digadang-gadang akan terjadi kiamat, benar-benar menjadi kiamat bagi keterpurukan Gehol.

2 comments:

  1. Para Elit gehol sekarang sudah tidak lagi berfikir untuk kepentingan kolektif demi kemajuan gehol,mereka sudah individualis atau mungkin berfikir untuk kepentingan kelompoknya sendiri,mata hatinya sudah tertutup oleh hal-hal yang berbau materi,sehingga lupa akan hakekatnya bahwa kita hidup bersosial.Sekarang saatnya take action untuk kemajuan gehol....selamat berjuang penerus gehol

    ReplyDelete
  2. semua peluang untuk action pemuda ditutup ...
    makanya harus cari jalur kreatif ..

    ReplyDelete