Melunturnya Nilai Aktivis
Ilustrasi Rusuh Demonstrasi |
Saat SD
dahulu, tak pernah terbayangkan ada yang namanya demonstrasi. Layar televisi,
radio, dan majalah langganan sekolah tak sekalipun menyebutkan kegiatan
tersebut. Semua kritik dan saran selalu ditampung di kotak saran yang selalu
disediakan tiap instansi. Bila tak memuaskan, toh Sang Presiden kita waktu itu
selalu siap sedia turun menemui rakyatnya. Begitulah dunia damai Indonesia
waktu itu, setidaknya dalam alam pikiran kami anak sekolah dasar di kampung.
Memasuki SMP, kegaduhan menyapa
negeri hingga pelosok. Tercatat kota
kecilku, Bumiayu, menjadi salah satu ajang kerusuhan dan penjarahan yang tentu
saja memilukan. Setidaknya berpuluh toko yang entah mengapa jadi sasaran utama
para penjarah. Lalu kata demontrasi dan demontran terasa begitu akrab di
telinga. Semua media, kecuali majalah dan buku sekolah, begitu gamblang
mendeskripsikan apa itu demontrasi.