Tabu di Petahunan
Ilustrasi |
Bendung Petahunan kembali memakan
korban. Kali ini, gadis yang masih belia dipaksa takdir menyerahkan nyawanya
kepada kejamnya air. Sebuah kesia-siaan yang berpangkal pada tabu di bendungan
yang berair tenang tersebut. Tabu tersebut adalah, ego!
Mungkin terdengar kejam ketika
sedikit menyalahkan korban yang telah meninggal. Namun berulangnya kejadian ini
adalah karena minimnya kehati-hatian sekaligus pengetahuan medan dari para korban. Penulis sendiri
pernah menyaksikan teman sekolah yang tenggelam, bahkan di depan mata kepala
sendiri. Dua orang perempuan dan kebetulan penulis yang terdekat dengan mereka
dan yang menariknya hingga ke pinggir. Alhamdulillah mereka selamat, meski
mengalami trauma hebat.
Dari beberapa korban yang kuingat
tenggelam dan meninggal di sana,
hampir semuanya bukan warga setempat. Artinya, meski mereka bisa berenang,
Petahunan tetap saja membahayakan. Sebab dibalik ketenangan airnya, terdapat medan yang susah
dipetakan. Warga setempat tidak ada yang menjadi korban selain karena pandai
berenang juga mengetahui medan
dengan lebih baik.
Bagi kami warga setempat,
beberapa tempat di sana
tidak layak dijamah. Awalnya karena takut kualat memang, namun semakin akal
bisa mencerna karena daerah tersebut memang mematikan. Kedalaman yang susah
diprediksi, medan
licin berlumut, dan jalinan karang di bawahnya adalah kombinasi menakutkan yang
jika kita tidak hati-hati maka bisa berakibat fatal.
Sayangnya, hingga kini peringatan
lebih merupakan anjuran mulut kemulut dari warga setempat kepada pengunjung
saja. Tak ada papan peringatan, tak ada pemetaan yang komprehensif terhadap
daerah mana yang rawan dan aman direnangi bagi pengunjung. Semua pada akhirnya
kembali kepada pengunjung seberapa bijak mereka mengelola ego mereka. Apakah
akan lena dengan indahnya bendungan sehingga mengarunginya tanpa pikir panjang
atau cukup menikmatinya saja dari pinggir.
Petahunan memang terlihat tenang
bahkan kekurangan air di masa kemarau. Namun dibalik ketenangannya tetap saja
patut diwaspadai. Sudah saatnya pengunjung diberi rambu-rambu yang jelas bahwa
daerah tersebut bisa direnangi, namun dengan batasan. Tak perlu lagi nyawa
terbuang sia-sia di tempat seindah Petahunan.
0 comments: