Kaum Muda dalam Pusaran

12:55:00 PM Gehol Gaul 7 Comments

Setelah seharian bergelut dengan artikel, saatnya menulis untuk Gehol.

Melihat dunia dari sudut perkembangan teknologi informasi (IT) tentu sangat menakjubkan. Gemerlap pasar dan pengembangannya seolah tak kenal kata prediksi. Sebab apa yang hari ini ada dalam angan-angan, tiba-tiba sekian jam atau detik berikutnya sudah ada dalam bentuk beta, tahap pengembangan bahkan dirilis ke publik.

Tengok betapa sengit Samsung dan Apple berebut pasar dan haki demi mengukuhkan diri sebagai yang terbesar. Tengok juga betapa tertatihnya RIM, Nokia, SonyEriccson dan vendor lainnya oleh serangan ponsel China. Lihat juga bagaimana Google mencaplok Motorolla, Facebook yang menjadi mainstream dalam tata pergaulan masyarakat dunia hingga serangan tablet yang mengubur popularitas PC dan laptop. Lalu, bagaimana dan dimanakah posisi kita?

Hingar bingarnya mungkin membuat kita tak habis pikir. Namun melihat ceruk pasar yang disasar, tentu bukan hal yang aneh jika sekian banyak yang bertarung memperebutkan. Kita, adalah sekelompok penonton, penikmat sekaligus ceruk yang mereka peertaruhkan. Anehnya, kita nyaman dan damai saja menjadi bahan untuk diperas. Bahkan merasa bangga jika berhasil diperas oleh Sang Juara.

Tengok saja perilaku kita, demi gengsi entah berapa banyak yang kita korbankan. Uang serasa bukan masalah demi mendapatkan gadget impian. Tak keren rasanya jika anak muda jaman sekarang tidak aktif dalam Facebook dan tidak menenteng HP dengan kemampuan browsing yang mumpuni.

Gelimang pergaulan kian diperparah dengan gemerlapnya sajian tontonan yang disuguhkan televisi. Tentu saja banyak yang tidak masuk akal sebenarnya, namun pengaruhnya sudah meresap dalam otak sehingga apapun yang dilakukan idola sedapat mungkin ingin ditiru.

Keinginan berlebih agar mampu hidup sesuai standar masa kini telah mengorbankan hal-hal fundamental yang seharusnya dimiliki dan dikembangkan oleh kita. Teknologi yang maju telah membentuk kita mendapatkan sesuatu serba instan. Sebuah gaya hidup yang kini disandang sekian banyak kaum muda di negeri ini. Tentu saja Gehol ada didalamnya.

Efek dari instanisme tersebut adalah rendahnya kinerja dan kreatifitas kita dalam mencapai cita-cita. Bahkan kini cita-cita kian menyempit pilihannya. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah idaman tertinggi kaum muda kita saat ini. Sebab dengan jadi PNS, maka segala sesuatu yang terkait instan dapat diperoleh. Efeknya, kemauan mengolah dan meningkatkan daya pikir menjadi sesuatu yang tidak diutamakan lagi.

Tentu saja hal ini menjadikan kaum muda kita kian terpuruk. Potensi yang seharusnya muncul terkubur karena nafsu hidup mulia dengan sedikit kerja. Hal ini dimanfaatkan kaum feodal untuk mempertahankan eksistensi mereka menguasai sarana dan prasarana yang ada. kaum muda akhirnya hanya dimanfaatkan sebagai pasar. Bilapun terpaksa, maka peran mereka akan menjadi semacam tentara bag kepentingan kaum feodal.

Solusi untuk keluar dari instanisme tersebut adalah dengan memberikan sebanyak mungkin informasi agar mereka mau berpikir. Senyampang dengan hal tersebut, berilah kaum muda sesuatu yang menawarkan gairah kehidupan. Sebab, sebesar apapun nafsu kaum muda keinginan mereka mengaktualisasikan lebih besar.

Pertanyaannya, sanggupkah kita memberikannya?

7 comments:

  1. sudah kelihatan
    yang komen cuma 1, 2 orang

    ini membuktikan bahwa kaum muda masih buta teknologi informasi

    atau pura-pura buta

    keterbatasan waktu, biaya dan perangkat untuk mengakses informasi mungkin menjadi salah satu faktornya

    faktanya kaum muda sekarang lebih disibukkan untuk memikirkan "BESOK MAKAN APA"

    PR besar untuk pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya

    mungkin jika lapangan kerja banyak tersedia, akses untuk mencari informasi lebih mudah dan murah, serta kesejahteraan sudah dapat dirasakan semua kalangan,
    mungkin kaum muda tidak akan seperti yang sekarang terjadi.

    http://indraihsanuddin.blogspot.com/
    http://facebook.com/indra.ihsanuddin.ala.ya.ben/
    twitter : @indraihsanuddinsudah kelihatan
    yang komen cuma 1, 2 orang

    ini membuktikan bahwa kaum muda masih buta teknologi informasi

    atau pura-pura buta

    keterbatasan waktu, biaya dan perangkat untuk mengakses informasi mungkin menjadi salah satu faktornya

    faktanya kaum muda sekarang lebih disibukkan untuk memikirkan "BESOK MAKAN APA"

    PR besar untuk pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya

    mungkin jika lapangan kerja banyak tersedia, akses untuk mencari informasi lebih mudah dan murah, serta kesejahteraan sudah dapat dirasakan semua kalangan,
    mungkin kaum muda tidak akan seperti yang sekarang terjadi.

    http://indraihsanuddin.blogspot.com/
    http://facebook.com/indra.ihsanuddin.ala.ya.ben/
    twitter : @indraihsanuddin

    ReplyDelete
  2. yup benar ...
    ketersediaan dan akses akan IT memang menyedihkan,
    buruknya infrastruktur dan ekonomi yang gak bepihak pada rakyat adalah akarnya,,

    kaum muda dan rakyat kebanyakan dijadikan sekadar objek menraih keuntungan,

    ReplyDelete
  3. Cerdik seperti merpati dan licin seperti ular..... Penguasaan market dg geopolitik instani mampu membuat falacy bg kaum muda, dan menjadikannya pion2 kecil. Di belkng raja bergerak tenng dan tersenyum lebar. Saatnya yg muda mimpin. Tujukan kepedulian GC bg kaum muda.et dg geopolitik instani mampu membuat falacy bg kaum muda, dan menjadikannya pion2 kecil. Di belkng raja bergerak tenng dan tersenyum lebar. Saatnya yg muda mimpin. Tujukan kepedulian GC bg kaum muda.

    ReplyDelete
  4. GC layu sebelum berkembang bray ....
    Kaum Muda kita terlalu nyaman dilenakan oleh pergaulan dan teknologi ...

    kita harus radikal dan mampu menawarkan media lain untuk menampung hasrat mereka ...

    ReplyDelete
  5. Sepakat..... Banyak yg hrus qt perbaiki, langkah nyata yg sngt fundamental sbgai media pemersatu antr individu adlh silaturakhmi, agr silaturakhmi dp membw hasil qt perlu me-legalkan kepengurusan GC bang..... qt perbaiki, langkah nyata yg sngt fundamental sbgai media pemersatu antr individu adlh silaturakhmi, agr silaturakhmi dp membw hasil qt perlu me-legalkan kepengurusan GC bang.....

    ReplyDelete
  6. Sudah saatnya kita sekarang berfikir rasional,realistis,logis dan maju,generasi kita jangan terjebak pada pola berfikiir dan bertindak yang cenderung masih kolot seehingga menghambat kemajuan,jangan lagi punya paradigma lama yang justru membuat kita semakin tertinggal jauh dari orang lain.Coba tengoklah kenyataan,bahwa saat kita masih tertatih-tatih untuk membayar cicilan motor atau mobil sementara orang lain sudah berulang kali mendarat di bulan.Kita pasti bisa kalau kita punya kemauan,kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.wassalam

    ReplyDelete
  7. betul sadayana ...
    kudu makin cerdas dalam menggunakan teknologi sekaligus memanfaatkannya,
    bukan cuma jadi sapi perah

    ReplyDelete