Mbah Jantip

11:29:00 AM Unknown 2 Comments


Ilustrasi Dukun

Menjadi kaya adalah idaman setiap manusia, tak terkecuali manusia Gehol alias Jetak. Karena pekerjaan bertani lebih banyak merugi, maka merantau jadi pilihan. Sayangnya, susah payah merantau belum juga menghasilkan. Akhirnya ada saja sedikit orang yang mencoba jalan pintas.

Tersebutlah Mbah Jantip, dukun sakti berasal dari antah-berantah yang bertugas mengayomi sesama mampir ke Gehol. Ketidakjelasan asal-usul adalah wajib bagi dukun sakti, sebab semakin misterius ia berasal semakin banyaklah spekulasi bisa dikembangkan. Akhirnya makin terbiuslah kaum miskin yang ingin cepat kaya.

Metode Mbah Jantip seratus persen gaib. Tak perlu hitung-hitungan matematis, cuma mistis. Tak ada prediksi pasar saham, harga emas, atau apapun itu. Metodenya sesederhana warga yang ingin cepat kaya tanpa usaha. Memasukkan sejumlah uang ke dalam kaleng dan membukanya setelah 40 hari 40 malam. Niscaya uang berlipat ganda tiada tara.

Meski sebagian besar warga Gehol saat itu tidak percaya dan enggan menanggapi bualannya, namun ada juga beberapa warga yang manut instruksinya. Maka dengan segenap harapan di dada dan keteguhan tekad, maka warga-warga lugu tersebut memasukkan uangnya sebanyak yang mereka punya. Mbah Jantip melakukan tugasnya memantrai uang dalam kaleng. Setelah melakukan ritual beberapa kali, maka ia pergi menuju daerah lain yang ia klaim membutuhkan pertolongannya.

Lalu 40 hari setelah Mbah Jantip pergi, maka warga-warga yang lugu tersebut membuka harta harapan mereka. Setelah dibuka, bukan uang yang berlipat ganda yang didapat. Hanya segepok daun! Benar-benar daun. Maka hilanglah harapan orang-orang lugu yang telah memperlakukan Mbah Jantip bak ratu tersebut.

Perlu diketahui, Mbah Jantyip dilayani bak pejabat yang melakukan kunjungan kerja. Semua makanan ditanggung mereka yang ditipu tanpa dimintai imbalan uang. Tempat tidur disiapkan dengan sempurna, bahkan mereka yang ditipu rela tidur di lantai demi “keberkahan” di kemudian hari. Semua budi baik, uang yang dengan susah payah dikumpulkan, raib dan dibalas tipu. Menyedihkan.

Mbah Jantip sudah pergi, namun mental-mental ingin cepat kaya tanpa usaha masih bertebaran di seluruh negeri, tak terkecuali Gehol. Maka hingga detik ini, banyak “Mbah Jantip - Mbah Jantip” baru dengan tujuan sama tapi beda metode. Jika dulu hanya hitungan mistis, kini hitungan matematis dan psikis yang dilakukan. Dukunnya bukan lagi perorangan, namun sekelompok orang yang melembaga. Setidaknya itulah klaim mereka.

Mereka menghitung dengan cermat setiap uang yang masuk dan keuntungan yang didapat. Layaknya investasi, semakin banyak tentu semakin menguntungkan. Lalu apakah bayaran mereka yang berinvestasi? Harta Soekarno jawabannya. Hingga kini harta tersebut tak kunjung tiba, namun para investor tetap sabar menanti. Smapai kapan? Hingga kesadaran datang atau hingga tak ada lagi uang yang bisa diinvestasikan.

2 comments: