Pecel Daun Kencur dari Pelosok Kebumen
Pecel Khas Peniron |
Peniron, hanyalah sebuah desa kecil di 12 km utara kota Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Terletak di sebelah barat lembah Luk Ulo, sebuah sungai terbesar di Kebumen yang membelah Kebumen menjadi dua daerah dengan kebudayaan sedikit berbeda satu dengan lainnya, yang sering orang katakan sebagai daerah wetan kali dan kulon kali. Sebagai desa, Peniron tidak ada yang istimewa dan mungkin nyaris sama seperti desa-desa lain yang jauh dari kota.
Begitulah pembukaan dari sebuah blog yang khusus mengupas Peniron, desa yang menurutku eksotis. Eksotis terutama dalam rasa, kebetulan aku berkesempatan merasakan pecel khas Peniron. Sama seperti pecel pada umumnya namun tambahan kecombrang dan daun kencurnya dijamin susah ditemukan di daerah lain.
Kesempatanku berkunjung ke desa yang dikelilingi perbukitan dan di belah sungai tersebut tepat pada 1 Januari 2012. Bersamaan dengan pernikahan salah seorang kerabat yang juga menyediakan hiburan Ebeg alias Kuda Lumping. Karena ada hiburan tersebut, maka ada beberapa pedagang yang menjajakan makanannya. Yang paling menarik dan kucicipi adalah Pecel dan Golak.
Kesempatanku berkunjung ke desa yang dikelilingi perbukitan dan di belah sungai tersebut tepat pada 1 Januari 2012. Bersamaan dengan pernikahan salah seorang kerabat yang juga menyediakan hiburan Ebeg alias Kuda Lumping. Karena ada hiburan tersebut, maka ada beberapa pedagang yang menjajakan makanannya. Yang paling menarik dan kucicipi adalah Pecel dan Golak.
Pecelnya menurutku sangat eksotis karena kaya rasa. Toge, kangkung, dan daun singkong rebus pasti sudah sangat dikenal. Demikian juga dengan Petai Cina dan daun Kol. Kecombrangpun aku dan banyak pecinta lalapan pasti sudah hafal dengan rasanya, bunga yang tumbuh liar di hutan ini adalah teman sambal yang beraroma khas. Bahan terakhir dari pecel Peniron adalah daun kencur, sebuah daun yang belum pernah kurasakan sebelumnya karena kita lebih mengenal umbinya sebagai salah satu rempah pengaya rasa maupun jamu.
Ketika kesemua bahan tersebut bersatu dengan dibalur sambal kacang super pedas, maka rasanya sangat unik. Dari kesemua bahan di atas, boleh dibilang hanya daun kencur dan kecombrang yang memiliki rasa menyengat di lidah. Namun paduannya begitu khas, berpadu pas layaknya Pucuk Jambu Monyet dan Daun Pepaya Muda Pucuk Jambu Monyet dan Daun Pepaya Muda.
Kencur sendiri sebagaimana kita ketahui memiliki rasa yang sangat khas dan akrab digunakan sebagai bahan jamu. Rasa kencur sendiri bisa dibilang getir, seakan membuat lidah bergetar karena terstimulasi rasa sedikit pahit, manis dan pedes bercampuir jadi satu. Makanya saat meminum jamur kencur, bisa dipastikan peminumnya minta penawar berupa jahe hangat.
Sedangkan kecombrang adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat.
Dalam Pecel Peniron, baik daun kencur maupun kecombrangnya mentah belaka. Perpaduan hijaunya daun kencur dan merah muda kecombrang kian memperkaya pecel tersebut. Keduanya juga menyumbangkan tekstur dan rasa yang kuat sehingga sambalnya yang sudah pedas kian membuat keringat bercucuran menahan nikmat dan pedasnya pecel tersebut.
Daun Kencur Mentah |
Kecombrang Mentah |
Yang paling hebat, meski susah mengumpulkan bahan pembuatnya, terutama kecombrang dan kencur, namun sepincuk pecel hanya seharga Rp 1000,00! Sebuah harga yang sangat kecil dibanding rasa yang didapat. Tapi itulah Peniron, kesederhanaan dan kejujuran pedagangnya membuat berjualan tak hanya sekedar mencari materi semata.
wah sama pecel madiun enak mana ya? hehe. nice share gan. kunjungi ya http://pirlyyyy-dot-com.blogspot.com/2012/01/sewa-ruang-kantor-jakarta-murah.html
ReplyDeletewah belum nyoba mas...
ReplyDeleteoke mas bro saya pasti kunjungi ko