Berkah Imlek Bagi Gehol
Meski warga Gehol secara genetis tak memiliki DNA China dan percikannya, namun Imlek tetap memberi pengharapan bagi mereka. Setidaknya dari tanda-tanda alam yang ditunjukkan saat hari raya bangsa China tersebut tiba.
Tahun Baru Imlek |
Warga Gehol alias Jetak adalah manusia-manusia yang selalu membaca pertanda dari alam. Sekuat apapun budaya yang memengaruhi mereka untuk lepas dari alam, namun tetap saja alam dan pertanda yang ditampilkannya tidak pernah lepas dari pengamatam warga Gehol. Hampir setiap langkah yang hendak diambil diperhitungkan dengan cermat dan tepat sehingga hasilnya sesuai harapan. Tentu saja usaha yang dilakukan dalam mencapai keinginanpun senantiasa diselaraskan dengan alam juga.
Nah Imlek yang dikenal sebagai Tahun Baru China bagi warga Gehol telah akrab, setidaknya melalui pembacaan pertanda alam tadi. Kejadian-kejadian alam, terutama cuaca yang mengiringi kehadiran Imlek dipercaya berpengaruh terhadap perjalanan hidup masyarakat setahun ke depan. Lalu keadaan yang bagaimanakah yang diharapkan warga Gehol terjadi saat Imlek tiba? Jawabannya simpel, hujan sepanjang hari.
Tentu saja masuk akal mengingat pekerjaan warga Gehol sebagai petani mengenai hujan sebagai rezeki dari Tuhan. Namun kedatangan hujan tepat saat Imlek dipersepsikan sebagai bukti kuat bahwa keberuntungan akan menaungi mereka. Apalagi jika hujan yang turun tiada henti sepanjang hari. Hal tersebut kian menandakan bahwa tahun tersebut hasil bumi dan usaha warga berada pada jalur sukses.
Apakah warga Gehol hanya berpaku pada pertanda tersebut? Tentu saja tidak. Bagaimanapun mereka percaya pada tanda-tanda alam, namun usaha tetap mereka lakukan. Semakin alam memberikan tanda bahwa usaha mereka sukses, semakin kuat mereka mengusahakannya. Pada akhirnya, tanda-tanda alam bagi warga Gehol adalah penyemangat dalam berusaha semata, bukan ketentuan mutlak.
Lalu, bagaimanakah jika tanda yang dihadirkan menunjukkan bahwa kehidupan di depan menghadang begitu sulit? Kekuatan kerja warga Gehol tetap tak dapat dibendung. Bagaimanapun mereka adalah masyarakat yang jauh lebijh akrab dengan kesulitan daripada kenikmatan. Sesulit apapun kehidupan yang mereka jalani, usaha dan niat mereka meraih kehidupan yang lebih baik tetap kuat.
Warga Gehol sangat mencintai sawah dan lumpur mereka. Perlu diketahui bahwa seluas apapun sawah mereka, jika diperhitungkan secara materi, mengelola sawah pasti merugi. Kenaikan harga pupuk, benih, dan pekerja tak sebanding dengan kenaikan harga gabah atau beras. Tapi warga Gehol adalah bangsa penuh ikhlas, demi kehidupan mereka rela menggratiskan tenaga mereka agar tetap “nyawah”.
Nah, hari ini tepat sehari sebelum Imlek tiba. Entah bagaimanakah cuaca besok hari. Yang jelas, selama sebulan terakhir hujan telah begitu akrab menyapa Gehol baik siang maupun malam. Semoga alam tetap memberi tanda yang benar bagi manusia. Sehingga warga Gehol tak perlu seperti warga Lebak yang mesti meniti tali demi menjalankan aktivitasnya. Gehol, meski miskin namun gairah warganya tetap tak tertandingi.
memang betul banget itu
ReplyDeletesetiap menjelang, saat dan setelah imlek
cuaca hujan selalu bersahabat dengan semua orang
katanya bisa membawa hoki.
wah ternyata warga Gehol toleran juga yah?
ReplyDeleteahahah :D
ReplyDeleteThanks
nice info
makasih ya agan-agan dah mampir...
ReplyDelete