Kloning Nomor GSM Memakan Korban

2:47:00 PM Gehol Gaul 9 Comments

Ilustrasi (terbaca.com)

Pagi ini, kawan sekantor menanyakan bisakah nomor handphone GSM-nya dikloning? Aku yang tak terlalu paham mengatakan, bisa! Sebab beberapa waktu lalu aku membaca di sebuah situs jual-beli mengenai praktik penipuan dengan memakai nomor yang persis sama.

Kawanku ini ternyata adalah korban nyata akibat sistem kloning tersebut. Nomornya digunakan untuk menelepon seorang pedagang mebel langganannya. Sang pedagang ditelepon bahwa kawanku (yang saat itu sedang makan siang bersama di kantor) ditangkap polisi dan terancam masuk bui. Sialnya nomor yang digunakan sama persis! Bahkan saat diangkat, nama yang muncul adalah nama kawanku.

Karena kedekatan antara kawanku dan langganannya tersebut, kontan saja permintaan penebusan dilakukan. Dengan berlagak seolah ada polisi (sang penipu memberikan telepon tersebut kepada seseorang yang mengaku polisi), berhasillah mereka menggasak pulsa senilai Rp 1.100.000,00. Pulsa tersebut bernilai antara seratus hingga tiga ratus ribu rupiah dan dibagikan kepada tujuh nomor lainnya.

Berkaca dari kasus di atas, maka ada beberapa hal yang wajib kita perhatikan agar kejadian seperti ini tidak memakan korban di kemudian hari. Kloning nomor GSM kini mungkin sekali bisa dilakukan. Tak percaya, lihat saja uraian dari http://groups.yahoo.com/group/elektro-usu/message/1970, berikut yang berdasarkan waktunya ternyata ini adalah obrolan tahun 2002. Sembilan tahun sebelum kejadian terhadap kawanku terjadi.

Proses mengopi atau kloning satu nomor sangat sederhana, mirip transfer data dari satu disket ke komputer lalu setelah di-save ditransfer balik ke disket baru (kosong). Cukup disediakan seperangkat komputer, minimal dengan program Windows 95/98/2000/XP.

Dengan adanya alat yang oleh pembuatnya dinamai GSM Sim Back-up Tool itu, memungkinkan satu nomor ponsel bisa berada di banyak sim card yang berarti juga di banyak tangan. Sesuai dengan prinsip teknologi kloning, seluruh sifat, kemampuan, isi data, dan informasi nomor-nomor hasil gandaan/kloning sama persis dengan nomor induknya. Yang membedakannya hanya pada aspek legal sim card itu sendiri yang satu merupakan induk  dan dibeli secara resmi di pedagang atau operator. Sedangkan nomor lainnya hasil gandaan/kloning yang secara hukum belum jelas aturan mainnya.

Meski hal tersebut bisa dilakukan, melihat modusnya yang tergolong sama (meminta transfer pulsa atau uang), maka seharunya kita bisa lebih teliti saat dimintai tolong seseorang. Jika memang kita menerima telepon berbau pemberitahuan musibah yang berujung meminta dana, pastikan kebenarannya dengan langsung kepada yang bersangkutan atau keluarga dekatnya.

Sayangnya ketika dilaporkan kepada operator, kebenaran dari kloning  nomor ini tidak bisa dipastikan. Padahal, seandainya kebenaran kloning nomor bisa dikonfirmasi kebenarannya dan diakui pihak operator, maka para pemakai nomor handphone bisa lebih hati-hati dalam mengantisipasi kejahatan seperti yang kawan saya alami di atas.

Satu hal yang seharusnya menjadi kepastian bahwa yang menelepon kabar duka dan meminta uang tersebut adalah penipu dengan menakar seberapa logis antara masalah yang dihadapi dan permintaan yang disampaikan.

Kasus di atas secara logis dapat dikategorikan penipuan karena mana mungkin polisi meminta tebusan pulsa. Meski harus diakui ide meminta tebusan pulsa kepada kawan yang bermasalah dengan pihak berwajib perlu ditelisik jangan-jangan berdasarkan kisah nyata.

Kasus yang sering sekali menimpa saya namun tak pernah saya gubris adalah sekonyong-konyong datang sms yang menyuruh kita mentransfer dana ke rekening seseorang. Sesering apapun kita berurusan dengan transfer keuangan, adalah konyol jika seseorang yang meminta transfer adalah nomor yang tanpa nama. Jikapun memang pelakunya adalah nomor kloningan klien Anda, meminta kepastian akan sejumlah dana lewat sms adalah sebuah ketidaksopanan dalam berbisnis.

Bagi saya, yang paling penting dalam menghadapi badai penipuan melalui sms ini adalah tenang. Ketenangan akan mengembalikan pikiran kita untuk menilai seberapa logis permintaan penipu tadi.

Semoga, kejadian seperti kloningan nomor kawan saya tersebut tidak terjadi lagi.

9 comments:

  1. wah.. para ini gan...musti ada gerakan untuk membela ketidak bersalahan sohib ente ni

    ReplyDelete
  2. aduh...sikap operator selalu begitu ya, tidak mau memberikan pertanggung jawaban yang pasti bagi pelanggannya.

    ReplyDelete
  3. @kutau: ini emang membingungkan, ko sampe gitu nomor bisa diklon...
    @terapi kolbu: operator sih bersimpati atas apa yang terjadi, tapi jawaban kenapa bisa diklon nomornya itu yang belum didapat...

    ReplyDelete
  4. Nomor saya juga pernah ada yang sama persis tidak berbeda satu nomorpun... Orangnya nelpon dan mengaku punya nomor sama dengan nomor saya. Setelah saya perhatikan, ternyata nomornya memang benar2 sama... Setelah saya nanya operator, operatornya bilang itu mustahil...

    ReplyDelete
  5. ternyata bukan seorang saja yang mengalaminya...

    ReplyDelete
  6. Aku baru saja mengalami, nomerku simpati ditelp oleh esia yang udah aku simpan nomernya : MAMAH, tapi yang telp aku ternyata COWOK bukan MAMAH-ku, tanya apakah aku kenal Pak Chandra, aku bilang salah sambung! Lalu ama cowok itu ditutup. Aku pikir apa hp mamahku dicuri? 10 menit kemudian Mamahku telp kalo dia telp ke nomer simpatiku tapi yang ngangkat COWOK! ANEH SEKALI! lalu aku googling soal ini dan menemukan situs ini, terima kasih atas infonya, aku udah warning ke saudara2ku soal ini.

    ReplyDelete
  7. Wah, sangat bahaya sekali neh. Kok kesannya gampang sekali yang kloning2 nomer GSM-nya. Sekarang sudah banyak yang mengadu mengenai hal seperti ini. Kita mesti selalu waspada neh. Terima kasih, ulasan diatas bermanfaat sekali.

    Salam,
    olivia dewi

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama mbak olivia dewi, terima kasih ya sudah mampir

      Delete