Pemekaran Brebes, Mimpi Empat Dekade


Peta Brebes Sekarang




“Suatu saat, Brebes Selatan yang beribukota Bumiayu akan didatangi oleh presiden republik Indonesia. Maka semua rakyat dengan amat senang menyambut pemimpinnya. Lalu, sang pemimpin akan berpidato di lapangan Asri Bumiayu, guna memuji kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh kabupaten yang dulunya bergabung dengan Brebes ini.” 

Empat dekade alias 40 tahun lebih mimpi di atas menemui jalan buntu nan tak tertembus. Meski undang-undang pemekaran bisa saja meloloskan lantaran syarat mekarnya sebuah wilayah kabupaten cuma membutuhkan dukungan minimal 5 kecamatan. Kebetulan Brebes Selatan, kini didukung oleh enam kecamatan. Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Bumiayu, Sirampog dan Tonjong siap memuluskan jalan. Namun, ibarat sang anak hendak membuat rumah baru, beragam rintangan selalu ada sehingga menunda mimpi.

Bagiku Aparat Bersih adalah Kunci Berantas Korupsi



Ilustrasi (kompasiana.com)

Ketika KPK lahir ada sebuah harapan baru bahwa negeri ini bisa diselamatkan dari dekapan korupsi yang telah mengalir hingga sumsum warga negeri ini. Sayangnya, kenyataan pahit banyak menghadang. Mulai dari realita bahwa sejatinya korupsi telah begitu erat dengan nafas kehidupan bangsa hingga gamangnya pemangku negeri.

KPK adalah formula shock therapy bagi maraknya korupsi yang dikategorikan extraordinary crime ini. Namun karena yang extraordinary sudah demikian merasuk pada jiwa-jiwa warga, maka kejahatan ini bertransformasi menjadi collective extraordinary crime (semoga aja istilahnya benar :D).

Kolektivitas koruptor inilah yang menyebabkan korupsi di negeri ini seolah mata rantai yang tak pernah putus. Mereka punya mekanisme sendiri dalam mengorganisir diri. Mulai dari planning hingga eksekusi. Bahkan mekanisme penyelamatan diri mereka sangat luar biasa. Dengan sistem aotutomi, meniru Cicak, mereka akan memutus alias mengorbankan seseorang dengan tujuan melokalisir. Lokalisasi kasus inilah yang hingga detik ini belum bisa ditembus.

Cantik ala Bintang K-POP Landa Dunia


HDI B.SKIN BB Cream


Dailymail 8 Oktober 2012 lalu dalam sebuah artikel mengulas bahwa ada sebuah produk yang jadi rujukan wajib para pesohor Hollywood saat ini. Produk tersebut berbentuk krim yang berfungsi untuk mempercantik kulit wajah mereka. Krim Blamish Balm nama produk tersebut, biasa disingkat krim BB.

Saking populernya, dailymail menyebut bahwa produk ini ibarat hebohnya iPhone dalam dunia kecantikan. Bukan sembarang pesohor yang memakainya, para nggota Spice Girl yang memakai produk ini dinilai telah berhasil “menyembunyikan” usia mereka sesungguhnya.

Yang cukup mengagetkan adalah fakta bahwa produk ini bisa mendunia seiring kian populernya K-POP. Sebagai sebuah industri, K-POP ternyata juga membawa untung bagi produk-produk pendukung, termasuk kecantikan. Jika Gangnam Style bisa membuat para pesohor menari-nari, maka krim BB adalah krim wajib untuk para pesohor dunia.


Pilkada Brebes: Jika TAAT Menggugat



Pilkada Bersih (thejakartapost.com)

Akhirnya pilkada Brebes telah mendapatkan pemenang. Meski hasil resmi masih harus menunggu sampai tanggal 14 Oktober 2012, namun kemenangan Idjo tinggal menunggu stempel saja. Normalnya, pasangan Idza-Narjo tinggal menunggu pelantikan. Tentu saja jika TAAT tidak menggugat.

Sebagaimana dilaporkan panturanews.com, Real Acount Desk Pilkada yang dihitung sampai pada Senin 08 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB, dari jumlah 3047 TPS yang tersebar di 297 desa dan kelurahan, pasangan nomor urut 1 yaitu H. Agung Widyantoro SH MSi - H. Athoillah SE (TAAT) meraih suara sebanyak 419.630 atau 48,07 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 2 yaitu Hj. Idza Priyanti SE - Narjo (IJO), mengungguli rivalnya dengan memperoleh suara sebanyak 452.367 atau 51,93 persen.

Yang Muda Yang Menyatukan


Ustadz Cepot saat Mengisi Halalbihalal Gehol

Warga Gehol alias Jetak, yang ada di desa Sindangwangi, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, telah sekitar 25 tahun tersegregasi dalam dua arus keyakinan. Yang satu kekeh dalam naungan NU yang telah berakar lama di daerah yang sempat jadi basis DI/TII ini. Yang lainnya masuk dalam pelukan ormas yang sejatinya adalah adik kandung NU, Muhammadiyah.

Kanalisasi warga dalam keyakinan tak ayal melebar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Munculnya dua organisasi keagamaan ini sering berujung pada letupan-letupan kecil yang didasari emosi sesaat. Apalagi pesantren yang mewadahi kedua organisasi agama ini juga memiliki santri yang tak sedikit.