Pilkada Brebes: Kemenangan Bos dan "Nobody"


Hitung Cepat Sementara Pilkada Brebes
Ditengah keriuhan nasional adu kuat antara KPK dan Polri, Brebes menyelenggarakan pilkada. Pilkada yang memperebutkan G1, alias kursi bupati ini cukup unik. Selain karena menyangkut hajat hidup Gehol juga karena sifat-sifat kedua rival.

Kedua calon adalah petahana, yang satu bupati dan satunya lagi merupakan wakilnya. Keduanya pecah kongsi karena partai masing-masing yang merupakan dua besar di Brebes ogah berbagi lagi. Jadilah Agung mencari dukungan dari kalangan santri dan dapatlah H Athoillah yang merupakan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Brebes.

Misteri Bambu Melengkung


Ilustrasi 

Masalah magis dan ajimat masih mengganjal pikiranku. Banyak yang tak masuk akal, namun saat menyaksikan sendiri cuma bisa terbengong-bengong. Melihat bagaimana almarhum nenek menunjukkan dengan tepat lokasi yang dikunjungi orang yang berobat padanya cukup membekas di benakku.

Bagi mereka yang senang dengan dunia lelembut dan olahrasa, semuanya mungkin. Salah satu yang media yang digunakan tentu saja benda bertuah selain mantra. Mendapat jimat bukanlah perkara mudah. Ada yang setengah mati mencari namun tak kunjung diberkahi. Ada yang menolak dengan keras justru dititipi sang empunya ajimat yang biasanya berasal dari dunia lain.

Batu Semar dan Selendang Gaib Gehol




Mengenal Gehol tentu tidak lengkap tanpa deretan tempat mistis dan ajimat bertuah. Sebagai daerah yang terbentuk dengan talirasa yang kuat antara manusia dan alam tak kasat mata, tak heran jika budaya Gehol alias Jetak dimasa lalu erat kaitannya dengan metafisika.

Dua ajimat yang akrab dengan penulis karena kebetulan penemu dan saksinya karib dan saudara. Yang pertama adalah batu berbentuk tokoh pewayangan yang mahasakti Semar Badranaya.  Tokoh yang dalam khasanah Jawadan pewayangan dianggap jelmaan dewa namun berperilaku membumi. Tokoh idaman dalam realita.

Meong Budug: Pelajaran Politik dari Gehol


Ilustrasi (fotografer.net)

Pernah dengar istilah kucing dalam karung? Sebuah istilah yang sangat populer dalam dunia politik dan percintaan. Jangan sampai membeli kucing dalam karung. Demikian selalu yang terngiang di telinga jika kita bersiap memilih pemimpin dan pasangan. Jauh sebelum dunia mengenal istilah ini, Gehol alias Jetak telah mempraktikkannya. Meong Budug!

Pepatah ini bukan saja dipraktikkan dengan sekedar pepatah-petitih namun dalam bentuk yang lebih gampang dicerna. Permainan. Permainan ini selalu dilakukan anak-anak Gehol. Mungkin hingga kini hanya segelintir orang Gehol yang mampu menarik makna besar yang disematkan leluhur dalam permainan yang sederhana ini.

Beda Bangkok dan Jetak



Bangkok dari Chao Phraya
Terlalu jauh memang membandingkan Bangkok yang ibukota Thailand dan Jetak yang cuma ibukota sebuah desa yang sulit dicari di Google Maps. Namun keduanya punya dua kesamaan, berawal dari peradaban tepi sungai.

Bangkok hingga kini masih setia dengan patron sungai sebagai seumber peradaban, sedangkan Jetak dan hampir semua wilayah Indonesia menyia-nyiakan sungai. Bangkok dengan segala beban modernisasinya tetap kukuh mengelola kebersihan sungai dan menambang banyak pundi-pundi uang dari keberadaan sungai.