TV dan Tobat Ramadhan
Ilustrasi |
Ramadhan sebentar lagi tiba.
Semua ummat Islam mencanangkan Ramadhan sebagai tambang amal dan ibadah. Maka
semua diubah sejak beberapa hari menjelang puasa. Yang tadinya cerewet menjadi
pendiam, yang tadinya seksi kini bergamis, yang jarang ke mesjid kini itikaf,
dan yang tadinya malas kini kian malas.
Karena demam Ramadhan dan tobat
malanda, maka lahan ini digunakan televisi. Tentu ada dua pihak yang untung.
Yang pertama adalah mereka yang saat puasa menjadi kian malas dan ingin
menambah iman, dan tentu saja pihak televise dan pedagang yang memasarkan
program dan produk.
Televisi menyajikan aneka produk
dan program yang diklaim dapat meningkatkan iman dan taqwa seseorang. Maka
sejak sahur hingga buka, beragam acar bertajuk Ramadhan mengudara. Menjejali
pikiran anak-anak yang sedang berbaring menahan lapar dan menunggu buka. Juga
merasuk kea lam sang Ibu yang meski sibuk mengatur menu puasa namun dengan
segenap hati menyempatkan menonton. Televisi juga jadi bahan relaksasi kaum
bapak yang kecapean bekerja dan menunggu buka.
Maka televisi juga menjadi teman
paling dipercaya untuk mengumumkan saat berbuka dan imsak. Programnya
menjadikan salah satu bahan pembicaraan di Mushola saat ustadz berceramah.
Bahkan pada saat Ramadhan menua, TV adalah satu-satunya yang bisa dimaafkan
alasannya sehingga seseorang malas taraweh. Dan beruntunglah ada TV, sebab para
majikan yang ditinggal pembantu punya teman menghabiskan waktu dan berbagi
lelah.
Menjelang Lebaran, maka TV adalah
sarana lain selain HP untuk berkomunikasi dengan sanak saudara dalam
berlebaran. TV akan tetap menyala saat menerima tamu Lebaran. Maka saat
bersilaturahmi, obrolanpun kian mengalir berkat ragam acara dalam TV. Saat itu,
artis yang semasa lebaran bergamis, kini menjadi seksi kembali meski masih
tertutup.
Saat Lebaran usai, maka
masyarakatpun bereforia apalagi yang lulus puasa sebulan penuh. Surga seolah
melambai-lambai di depan mata menyambut mereka di hari akhir nanti. Karena
telah melihat surga, maka cerewet kembali lagi. Seksi kini kembali wajib. Ke
Masjid kini hanya saat malam Jumat.
Kehidupan berputar kembali.
Bekerja kembali giat sebab selama Ramadhan dan Lebaran tabungan habis terkuras.
Maka tobatpun bersinggungan dengan kebutuhan. Dan kebutuhan mengalahkan
segalanya. Kehidupan berjalan seperti sediakala, dimana yang serba ideal susah
ditemukan.
catatan yang menarik ,,, program Tv terkadang meninabobokan kita untuk berbuat sesuatu yang seebtulnya adalah kesempatan besar kita untuk melakukan dengan berlipat ganda pahalanya,,,
ReplyDelete#blogwalking siang
terima kasih kunjungannya gan
Delete