Jedor: Permainan Punah dari Gehol
Skema Permainan Jedor |
Di Gehol sebelum listrik
merajalela menyuguhkan hiburan, bermacam permainan kreatif pernah singgah dan
menghiasi hari-hari bocah-bocah bertelanjang kaki di sana. Salah satu yang sudah lenyap dan hampir hilang dari
ingatan adalah Jedor. Jedor adalah sebuah permainan kreatif dengan memanfaatkan
seratus persen hadiah alam.
Untuk bermain Jedor dibutuhkan
minimal dua orang. Masing-masing hanya bermodalkan biji asem jawa dan batu
bulat. Alat lain yang dibutuhkan cuma penghalang biji asem sekaligus sasaran
tembak. Permainan ini mirip dengan bowling, pemain menggelindingkan batu bulat
agar mengenai penghalang yang biasanya memanfaatkan batu bata atau batu tipis
yang bisa berdiri.
Permainan ini pada intinya
mempertaruhkan biji asem jawa. Banyaknya biji asem sesuai kesepakatan, namun
biasanya lima
buah biji asem jawa adalah minimal permainan ini dimulai. Sedangkan untuk
menentukan siapa yang berhak menggelindingkan batu menembak sasaran, dilakukann
dengan menentukan start sendiri. Pemain akan melemparkan batu bulat miliknya
menjauh dari sasaran tembak. Siapa yang terjauh dialah yang berhak.
Ini merupakan sebuah tanda bahwa
para pemain Jedor sangat menghormati siapapun yang memiliki keberanian
mengambil risiko. Mengingat siapapun yang melemparkan bola bulat paling jauh,
maka kesempatannya untuk kalah tentu akan besar. Namun tentu saja para pemain
harus mengukur kemampuan membidik sendiri. Jika memang kemampuan bidiknya tidak
mumpuni, maka disarankan lemparkanlah batu bulat tidak terlalu jauh dari sasaran.
Tentu saja ada batas minimal terdekat agar kecurangan bisa dihindari.
Sang pemenang pada putaran
pertama juga akan menunjukkan jiwa kesatria dengan melemparkan bola bulatnya
lebih dulu. Biasanya sang pemenang akan melemparkannya sejauh mungkin demi
mendapatkan giliran pertama menembak. Hal ini juga untuk memberikan kesempatan
kepada yang kalah agar bisa membidik lebih tepat alias bisa menang.
Adapun kemenangan dalam permainan
ini diraih jika bola bulat dapat merebahkan penghalang alias sasaran tembak.
Maka semua biji asem jawa yang ada dibalik penghalang berhak menjadi milik pemenang.
Permainan akan berlanjut sesuai kesepakatan tentunya.
Jika memang bola bulat teramat
jauh dari sasaran, maka membidik sasaran bisa dicicil. Artinya, pada kesempatan
pertama sang penembak bisa saja sekedar menggelindingkan batu bulatnya ke
tempat yang lebih dekat sekaligus strategis untuk menembak. Tentu saja lemparan
berikutnya hanya bisa dilakukan setelah lawan menggelindingkan bola bulatnya
terlebih dahulu. Yang paling penting, jika sasaran bidik masih berdiri alias
lawan tidak mampu membidik.
Jedor kini tentu saja telah
tiada. Berganti dengan game komputer, TV, atau minimal sepeda. Berita baiknya, pemilik
pohon asem tak perlu lagi menghardik anak-anak yang melempari buah asemnya agar
bijinya bisa dikumpulkan untuk bermain Jedor. Selamat tinggal Jedor.
0 comments: