Belulang di Mungkal Tumpang
Belantara
Tumaregol dijuluki hutan hitam oleh warga Geholsraya. Julukan tersebut
diberikan karena hutan tersebut penuh dengan aura angker dan sihir jahat.
Setiap malam, suara hewan menggelora mendirikan bulu kuduk.
Hutan
Tumaregol sendiri dipenuhi oleh pepohonan tua dengan usia berabad-abad. Jauh di
dalam hutan tersebut, tinggal sekelompok makhluk cerdas dengan kemampuan yang
adilihung. Mereka adalah manusia-manusia super yang sengaja menghilang dari
dunia nyata. Dengan kemampuan mereka yang mumpuni, bepergian ke Geholsraya
tanpa diketahui manusia biasa adalah hal yang biasa.
Penduduk
dalam Tumaregol biasa disebut Kaum Margol. Kaum Margol sendiri berujud sama seperti
manusia biasa seperti kebanyakan warga bumi Geholsraya. Namun badan mereka
memiliki tinggi minimal dua meter. Badan mereka kekar dengan wajah keras nan
tampan dan cantik. Kaki-kaki mereka jenjang tanpa timbunan lemak berlebih
karena hanya sedikit digunakan untuk berjalan. Mereka terbiasa terbang dengan
kendaraan rumit yang biasa disebut Langlayangan.
Kaum
Margol percaya bahwa mereka adalah titisan para dewa. Kaum Margol mengangkat
pemimpin mereka yang paling hebat dan mampu terbang tanpa bantuan
Langllayangan. Saat ini, Kaum Margol dipimpin oleh Sarju.
Sarju
sendiri terbilang berani dan maju dalam berpikir. Jika selama ini para penduduk
Tumaregol enggan bersahabat dengan manusia, Sarju berpikir dan bertindak
sebaliknya. Ia diam-diam memiliki kontak dengan salah satu penduduk Geholsraya.
Penduduk tersebut berasal dari kalangan biasa saja namun disegani karena
kealiman dan pengetahuannya. Ia bernama Jatianom.
Geholsraya
sendiri adalah kerajaan terbesar di pesisir Samudra Cigunung. Kekuasaan
Geholsraya dibatasi oleh Samudra Cigunung di selatan, Pegunungan Sagara Galuh
di barat, Laut Sunyi di utara dan Pegunungan Salamet di timur. Geholsraya
terhitung maju untuk peradaban manusia. Kerajaan yang dipimpin oleh Sukamdani
ini hidup dari bertani, berlayar, berdagang, dan berdagang logam.
Secara
hokum, hutan Tumaregol adalah wilayah Geholsraya. Namun faktanya, hutan ini
tidak disentuh kerajaan dan penduduk. Hutan ini berdiri angkuh memanjang dari
sisi sungai Jetario menuju Pegunungan Salamet.
Kehidupan
Geholsraya dibawah kepemimpinan Sukamdani sedang mengalami kekhawatiran yang
menyelimuti seluruh penduduk Geholsraya. Kehidupan yang awalnya tenang berubah
penuh gelisah tatkala banyak berseliweran kabar mengenai kebangkitan Padepokan
Swargalega yang merupakan perkumpulan manusia-manusia cerdas nan ambisius.
Perkumpulan ini memiliki banyak sekali orang pintar yang mampu menciptakan
barang-barang dan sejata-senjata canggih yang sulit ditandingi. Swargalega
sendiri kini dibawah pimpinan Pramponama. Seorang gila teks-teks kuno yang
didesas-desuskan memiliki kemampuan membuat batu terbang.
Ketakutan
Geholsraya pada Swargalega karena di masa lalu Swargalega pernah membuat heboh
negeri Sukamdani dengan ledakan yang mampu membuat batu-batu meleleh.
Geholsraya saat itu terpaksa menumpas Swargalega karena bahan peledak tersebut
sering digunakan oleh tangan-tangan culas. Geholsraya sendiri akhirnya melarang
Swargalega karena kekhawatiran tersebut.
(bersambung)
nice article gan, seru bacanya
ReplyDeleteterima kasih gan, sering-sering ya ;d
Deletekerenn banget deh articlenya
ReplyDeleteterima aksih kunjungannya gan, dateng lagi ya baca lanjutannya hehehehe
Delete