Mencoba Twitter Ads Yuk!

(Tombol TwitterAds)
Seperti biasa hari masih ditemani matahari saat ada pemberitahuan tentang fitur baru dari Twitter. Fiturnyapun tidak istimewa namun makin menegaskan bahwa setiap website social media makin gemar nyari duit dari para pelanggannya. Fitur tersebut adalah TwitterAds.

Dari namanya sudah jelas kan bahwa fitur ini memang dibuat untuk memudahkan para brand baik perorangan maupun lembaga untuk mempromosikan akun mereka. Karena disediakan resmi oleh Twitter, tentu jaminan akurasi dan efektivitas yang ditonjolkan.

(Twitter Activity)
Sayapun mencoba untuk mengetahui lebih dalam dengan meng-klik satu-satu fitur yang disediakan. Sebagaimana layanan sejenis, maka sajian data tentang akun yang kita punyai terpampang untuk mengetahui seberapa penting akun kita di Twitter.

(Fitur Analitics)
Tengok saja statistik yang menyajikan cuitan kita mulai dari seberapa dalam impresi yang diraih, besaran engagement, hingga engagement rate. Jika sudah sering menatap Facebook Insight, maka layanan Tweet Activity dari Twitter ini pasti sudah tidak asing lagi. Di bagian kanan Anda, sajian grafik mulai dari seberapa banyak yang nge-klik link cuitan kita hingga seberapa banyak yang me-reply twit kitapun berderet rapi. Semuanya cuma menegaskan seberapa besar respon terhadap cuitan kita. Jika kita sebuah brand yang menjual sesuatu, tentu semuanya bisa dikonversi menjadi pasar potensial sekaligus menjadikan daya tawar kita tinggi.

Selain aktivitas cuitan, tentu saja follower menjadi salah satu daya jual Twitter dalam menelisik akun kita. Grafik follower mulai dari seberapa banyak follower kita dalam jangka waktu tertentu beserta demografinya bisa dinikmati para pemilik akun. Lagi-lagi, mari berpikir kita adalah sebuah brand. Follower dan perilakunya ini adalah salah satu bahan bagaimana kita akan mengambil keputusan. 

Dalam dunia internet seperti sekarang, konon behavior consumer inilah yang dijual pelaku industri internet semisal Google dan Facebook. Menurut data yang mampir singkat di ingatanku, dua raksasa internet tersebut adalah yang menarik keuntungan paling besar advertising di dunia maya. Mungkin karena kuenya yang menawan inilah salah satu yang mendorong Twitter meluncurkan TwitterAds untuk umum. 
(Indonesia mana?)

Sayangnya layanan TwitterAds ini mempunyai kelemahan, setidaknya bagiku. Salah satunya adalah tidak tersedianya lokasi Indonesia sebagai target promosi yang akan dilakukan oleh akun kita. Meski dalam keterangan yang disajikan disebutkan bahwa lokasi lebih berpengaruh kepada mata uang yang digunakan, namun tetap saja bagiku ada yang kurang. Sebagai salah satu pemakai Twitter terbesar, ketiadaan Indonesia di lokasi target promosi membuat rasa nasionalismeku bangkit. Tapi juga kian menegaskan serta menyadarkan kita bahwa nilai kita cuma sekedar pasar. Pasar! (Sok Banget Gue Padahal Gak Bisa Make).

(Fitur-fitur Bagi Advertiser)
Nah, semoga saja dengan adanya layanan resmi dari Twitter ini, tapak waktu akun kita akan aman dari segala bentuk promosi yang menyebalkan terutama yang sifatnya "gubyah uyah" alias tanpa target. Oya, salah satu kelebihan menggunakan layanan resmi adalah kemampuan memilih target yang bisa disesuaikan dengan bisnis yang kita jalani. Jadi, kalau kita tak suka produk A, maka promosi produk A yang memakai jasa Twitter pasti takkan muncul di tapak waktu akun kita. Selama ini, sering sekali kita dihujani akun-akun yang mampu meretweet otomatis, follow otomatis, hingga favorit otomatis. Menyebalkan bukan?

(Demografi Followers)





Lalu siapa yang paling diuntungkan dengan hadirnya fitur ini kepada khalayak? Tentu saja Twitter dan para pelaku bisnis advertising. Kalau kitamah apa atuh, paling banter lepas dari ketergantungan penyedia statistik semisal Tweet Reach dan sejenisnya untuk mengetahui seberapa oke performa kita. Itupun kalau peduli dengan performa, lha wong ngetweet cuma buat hiburan kok.

Selamat mencoba!




(Indonesia mana 2)



(Pilihan waktu dan fasilitas export data)









Yuk Lihat Tampilan Terbaru Facebook

(Tombol "Status")
Seperti biasa, sebagai seorang yang disuruh Facebookan oleh kantor, maka laman pertama yang saya buka adalah jejaring sosial besutan Zuckerberg. Lalu, terbukalah sesuatu yang baru dari jejaring sosial beraksen biru ini.

(Tampilan Kolom Posting)
Adalah tombol status yang "nangkring" di antara "home" dan "nama pemilik akun" yang membuat saya langsung teringat Twitter. Twitter menempatkan tombol dengan fungsi serupa yang terletak tepat di samping nama pemilik akun. Bukan cuma kesamaan fungsi dan letak yang makin membuat dua situs sosial media ini makin mirip, tampilan desain yang disajikan pun terlihat sangat mirip.

(Tombol Tweet di Twitter)
Kemiripan-kemiripan tampilan dan fungsi dari dua raksasa jejaring sosial ini memunculkan pertanyaan, siapa meniru siapa? Susah menelusuri pertanyaan di atas. Namun yang harus dipahami adalah keinginan keduanya untuk memanjakan pemilik akun mau tak mau membuat mereka makin mirip dalam tampilan. Keinginan untuk memberikan yang terbaik inilah yang menurut saya membuat keduanya mau tak mau menggunakan tampilan yang familiar sehingga mengesankan adanya saling contek.

(Notifikasi Update Q&A)
Selain adanya pembaharuan dari tampilan terkait tombol posting, Facebook juga memberikan "term of policy" yang baru bagi penggunanya. Menurut pemberitahuan yang dirilis, semua "aturan" yang baru akan efektif pada 1 Januari 2015. 

(Tujuan Facebook Merilis Update Q&A)
Kembali, alasan memanjakan pengguna dipakai Facebook kenapa mereka memperbaharui aneka aturan. Facebook mengatakan bahwa aturan baru ini sebagai jawaban bagi mereka yang ingin lebih bisa mengontrol Facebook bagi diri sendiri. Sebagaimana kita ketahui, Zuckerberg sangat konsern pada masalah privasi. Salah satu hal dasar yang mendapat perubahan adalah mengenai masalah ini. Bagaimanapun, banyak pengguna Facebook yang sering direpotkan oleh konten yang tiba-tiba "nyelonong" di wall mereka. Parahnya, banyak yang tahu cara menghindar dari serbuan konten yang "nyelonong" ini. 

Nah, bagaimana menurut pengguna Facebook sendiri mengenai perubahan ini?



Saat "Salam Dua Ribu" Gantikan "Salam Dua Jari"

Jokowi akhirnya menaikkan harga BBM sebesar Rp2000,00. Kini, premium harus ditebus dengan uang sebesar Rp8500,00 dan solar Rp7500,00. Sayang, seperti biasanya pemerintah tidak pernah mau membuka berapa besaran harga premium dan solar tanpa subsidi.

Keberanian Jokowi menaikkan harga BBM di tengah popularitasnya yang kian melorot setelah dinilai menjual negara sehubungan dengan pidatonya yang mengundang investor asing untuk segera ikut membangun Indonesia di beberapa forum internasional. Tentu saja, hal ini kian menambah daftar amunisi para lawan politik Jokowi untuk menembakkan persepsi buruk pada mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Memang, sikap Jokowi lebih jantan daripada SBY dalam hal menaikkan harga BBM atau versi pemerintah adalah pengurangan subsidi ini. Setidaknya, pria kurus asal Solo ini lebih berani jadi sasaran tembak ketimbang pendahulunya. Saat pengumuman, Jokowi ambil alih mikropon sendiri tanpa diwakili menteri, sedangkan SBY sebaliknya.

Lalu, apa sikap masyarakat dan DPR mengenai kenaikan harga BBM ala Jokowi ini? Banyak yang menyayangkan tentu saja. Bahkan DPR sudah berancang-ancang mengajukan hak interpelasi pada Presiden RI ketujuh ini. Masyarakat sendiri terbelah menjadi dua sisi, ada yang memaklumi namun banyak juga yang dengan keras menolaknya. Beberapa elemen mahasiswa sudah melakukan demo dengan membakar ban, pos polisi, dan "bertarung" dengan polisi.

Bagi saya sendiri, kenaikan harga BBM memang selalu dilematis. Meski saya pendukung Jokowi namun alasan yang dikemukakan olehnya dalam rangka membenarkan menaikkan BBM tidak berbeda dengan pemerintah yang lalu. Beban APBN yang sudah melewati batas dan pengalihan ke sektor yang lebih produktif selalu dijadikan alasan.

Alasan yang dibangun mirip dengan alasan para anggota DPR periode lalu yang mengesahkan UU tentang pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Penghematan anggaran! Pertanyaannya adalah apakah ada jaminan dari pemerintah dan DPR bahwa setelah negara mampu menghemat dana dari pemilihan melalui DPRD dan mengurangi subsidi mengenai pembangunan insfratuktur? 

Bisakah kami rakyat jelata yang sebenarnya sudah lama tidak menikmati subsidi BBM memiliki jalan yang mulus setelah BBM naik dan memilih kepala daerah melalui wakil kami? Adakah pula jaminan bahwa tiap tahun kami tidak mengalami macet mendarah-daging di Pantura saat Lebaran setelah ini?




Welcome to Indonesia "ClickBus"

(Tampilan Lowongan ClickBus)
Setelah mengharu-biru jagad e-commerce Indonesia lewat zalora, lazada, lamudi, carmudi, lamindo, foodpanda, dan lainnya saya lupa :D, Rocket Internet kembali membawa jenis e-commerce baru ke Indonesia, ClickBus.
Dari mana saya mengetahuinya? Iseng-iseng mencari jobs baru, saya temukan beberapa lowongan yang ditawarkan oleh ClickBus. Dalam profil perusahaan yang ditampilkan oleh salah satu situs pengiklan lowongan pekerjaan tersebut dijelaskan bahwa ClickBus ada di bawah naungan Rocket Internet yang sukses membesut zalora dan kawan-kawan.

(Negara Yang Sudah Dilayani ClickBus)
ClickBus sendiri sudah "memaya" di beberapa negara seperti Brazil, Mexico, Jerman, Polandia, dan Turki. Untuk wilayah Asia, Pakistan dan Thailand sudah mencicipi layanan menikmati perjalanan melalui bus ini. Lalu, apa sih yang spesial dari ClickBus di tengah makin mudahnya melakukan traveling dengan pesawat dan kereta api di Indonesia?

Perjalanan di Indonesia memang selama ini dikuasai oleh bus, namun seiring murahnya ongkos pesawat dan kereta, maka pamor bus makin menurun. Belum lagi, sebagaimana pengalaman saya sendiri, kini banyak bertebara pengusaha travel yang semakin menggerus para penumpang bus. Lalu, bagaimanakah nanti ClickBus bisa menangguk untung dari makin rendahnya minat terhadap bus?

(Tampilan Awal ClickBus Pakistan)
Bukan Rocket Internet jika tidak memberikan sesuatu yang baru dalam hal seperti ini. Salah satu kunci sukses e-commerce tiket bus ini di Brazil adalah kombinasi banyaknya penduduk dan buruknya insfratruktur. Meski diakui pendiri ClickBus bahwa pengusaha bus relatif "ngeyel" dengan perubahan, namun kehadiran ClickBus ternyata memberikan iklim yang positif dalam bisnis transportasi massal ini.

(Beberapa Kota Yang Dijadikan Jualan ClickBus Pakistan)
(ClickBus Pakistan Mempromosikan Diri)
Indonesia dengan wilayah yang meski pamor bus sudah berkurang, namun toh setiap Lebaran jajaran bus seolah tanpa putus di area pantura tentu memberikan sebuah gambaran bagaimana bisnis ini belum dieksplorasi dengan maksimal. Sebagaimana kita tahu, meski internet sudah mampir dalam genggaman setiap orang, tetap saja kita harus pergi ke agen bus atau terminal jika ingin melakukan perjalanan dengan kendaraan ini. Maka, kehadiran ClickBus mungkin akan kembali menggairahkan para penumpang yang tadinya malas harus meluangkan waktu lebih hanya demi selembar tiket.

Kehadiran ClickBus juga mungkin sudah ditunggu oleh beberapa komunitas yang menyatakan diri sebagai pecinta bus. Misalnya saja busmania yang kemana-mana wajib menggunakan bus, kecuali terpaksa. So, welcome to Indonesia ClickBus.

Kini Pesan WhatsApp Sudah "Read"

Selamat manyun bagi para pemakai WhatsApp sebab kini tak bisa lagi bersikap pura-pura tidak mengetahui ada pesan masuk. Kini, aplikasi pesan yang sudah dimiliki oleh Facebook ini telah memberikan tanda bahwa pesan sudah dibaca penerima.

Upgrade yang dilakukan oleh aplikasi besutan Jan Koum ini terbilang sebuah hal yang ditunggu atau mungkin juga dibenci sebagian kecil pemakainya. Ditunggu karena hampir semua aplikasi perpesanan mulai dari BBM hingga Line punya notifikasi yang menjelaskan bahwa pesan yang dikirim telah dibaca penerima. Namun, WA (nama akrab WhatsApp), cenderung mengesalkan sekaligus menyenangkan.

(tampilan saat pesan ditekan lama)
Mengesalkan karena sebagai pengirim pesan terkadang kita begitu penasaran apakah pesan kita sudah dibaca atau belum. Awalnya kita mengira jika centang dua muncul, maka artinya pesan sudah terbaca. Padahal, centang dua hanya menyiratkan bahwa pesan sudah mendarat di handset penerima pesan. Kian menjengkelkan karena kita harus melihat kapan terakhir kali penerima pesan mengakses WA. Bahkan waktu bukan jaminan karena bisa saja penerima pesan sedang berkomunikasi dengan yang lain. Bagian yang ini pasti para jomblo yang dibuat ketar-ketir.

Jika sebelum ini pengirim pesan sangat dibuat jengkel, lain halnya dengan para penerima pesan. Kita dengan mudah akan meng-ignore segala pesan yang masuk sebab tidak ada bukti kita sudah membaca pesan yang datang. Menggantung pengirim pesan kian menyenangkan sebab pada dasarnya dinotifikasi umum pada sebagian besar smartphone sebenarnya pesan sudah muncul.

(tampilan "info")
Dengan adanya centang dua biru yang menandakan pesan sudah dibaca oleh penerima tentu memiliki dampak yang bagus buat para pengirim pesan. Jika pesan sudah centang dua biru, maka membaca perasaan penerima pesan akan lebih mudah bukan? Ini, lagi-lagi buat para jomblo! Tinggal menunggu seberapa cepat respon penerima dalam membalas pesan atau malah acuh.

Bagi para penerima yang tak sudi membalas pesan dari orang yang dianggap mengganggu, atau sedang mengetes perasaan tentu hal ini tidak lagi menyenangkan. Penerima pesan tidak bisa lagi berkelit saat ditagih jawaban atas pesan yang sudah dibaca. Jika sebelumnya bisa berkelit dengan alasan belum membaca pesan, maka kini saatnya mencari jawaban yang lebih kreatif gara-gara update centang dua biru dari WA ini.

Selain itu, pesan juga bisa diketahui seberapa lama atau seberapa cepat dibaca oleh penerima. Tinggal tekan beberapa lama, maka akan muncul notifikasi pilihan. Pilih saja "info" atau "i" dan kita bisa mengetahui kapan pesan kita terkirim dan dibaca. Hal ini bisa juga sebagai tolok ukur seberapa kuat jaringan yang kita gunakan. 

Selamat menikmati!