Gehol Diademkan Ustadz Cepot



Ustadz Cepot dan Panitia (Gehol Community)

Hari itu, 25 Agustus 2012, perempatan Jetak alias Gehol, Sindangwangi, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes penuh dengan khalayak. Mereka datang dari berbagai desa di Kecamatan Bantarkawung dan sekitarnya. Tujuan mereka berbondong-bondong cuma  satu, menyaksikan Ustadz Cepot.

Ya, Sabtu itu adalah hari yang dipilih oleh Gehol Community untuk mengadakan halalbihalal dengan menguncang penceramah caliber nasional. Tak tanggung-tanggung, penceramah yang dihadirkan adalah yang biasa menyapa warga Gehol dan Indonesia umumnya lewat layar kaca. Pesona itulah yang membuat banyak kaum Muslim tergerak menyaksikan sekaligus menyerap apa yang disampaikan sang ustadz.

Robohnya Sandiwara Kami


Ampun!!! 

Imajinasi yang liar dibutuhkan dalam dunia kreatif. Namun jika keliarnya menumpulkan nilai-nilai luhur, maka imajinasi tersebut berubah menjadi sampah belaka.

Warga negara Indonesia penikmat radio di tahun 90-an pasti akan ingat betapa sandiwara radio begitu mengharu biru kehidupan. Salah satu yang legendaris dan menjadi santapan serta ajang imajinasi permainan anak-anak adalah Tutur Tinular. 

Takir Malam Taraweh



Sepuluh malam akhir bulan Ramadhan sangtat istimewa. Apalagi pada malam-malam ganjil. Selain karena lebaran kian dekat, ada malam seribu malam yang terselip di dalamnya. Tak terkecuali bagi warga Gehol, meski jumlah jamaah berbanding terbalik dengan keistimewaannya.

Ilustrasi
Anak-anak adalah yang paling bahagia jika taraweh hendak berakhir. Bahkan saat jeda, tak henti-hentinya mereka mengintip sebelah belakang. Tempat ibu-ibu meletakkan takir. Ya, anak-anak meski sedikit mengeluh karena taraweh kian panjang berkat adanya kunut namun ceria mengingat adanya takir.

Awas Duit Cupang!



Ilustrasi
Di kampungku Gehol sana, ada sebuah ajaran mengenai hak seseorang yang unik dan meresap hingga kini. Meski dijadikan lelucon saat dewasa kini, namun ajaran dibaliknya tanpa terasa begitu kuat mengakar pada jiwa-jiwa manusia Gehol. Ajaran itu adalah duit cupang.

Saat kecil dulu, ada sebuah ketakutan tersendiri dijadikan korban cupang (pesugihan). Konon, jika seseorang dijadikan korban pesugihan jiwanya akan dijadikan penyangga lemari harta di negeri siluman. Kepala sang korban akan menjadi alas kaki lemari sementara tubuh tiada henti didera cambuk. Tantu saja api dimana-mana, menunjukkan bahwa sang korban pesugihan adalah budak kaum setan di negeri pesugihan alias neraka.

VIVA Baru Nan Berwarna


Scrolling Terus!
Terbiasa dengan vivanews.com selama bertahun-tahun tentu sangat nempel di kepala. Sayang, ketika hendak mereviewnya sudah keburu pindah ke .co.id sehingga tidak bisa menyertakan gambar waktu masih berformat .com.

Saat memakai .com, yang paling lekat di kepala adalah kemudahan memindah tab menu yang ada. Sesuatu yang membuat saya kian mudah memilih kategori berita mana yang paling diminati. Saya akan meletakkannya dibagian atas agar tidak perlu menggerakan maouse terlalu banyak.