Takir Malam Taraweh
Sepuluh malam akhir bulan
Ramadhan sangtat istimewa. Apalagi pada malam-malam ganjil. Selain karena
lebaran kian dekat, ada malam seribu malam yang terselip di dalamnya. Tak
terkecuali bagi warga Gehol, meski jumlah jamaah berbanding terbalik dengan
keistimewaannya.
Ilustrasi |
Anak-anak adalah yang paling
bahagia jika taraweh hendak berakhir. Bahkan saat jeda, tak henti-hentinya
mereka mengintip sebelah belakang. Tempat ibu-ibu meletakkan takir. Ya,
anak-anak meski sedikit mengeluh karena taraweh kian panjang berkat adanya
kunut namun ceria mengingat adanya takir.
Takir ini disajikan pada
malam-malam ganjil 10 hari menjelang akhir Ramadhan. Penyedianya sendiri secara
sukarela dan digilir tanpa komando. Akibatnya, tak jarang jika hari ini takirnya
hanya lima
sedangkan di hari lain bisa melonjak menjadi sepuluh. Faktor ekonomi yang
bvelum stabil mengakibatkan penyediaan takir menunggu sang empunya ikhlas
menyajikan sekaligus tak membuat malu penyajinya.
Selain malam ganjil 10 hari akhir
Ramadhan, tradisi takir biasa ada pada perayaan besar keagamaan yang
menampilkan ceramah. Di masa lalu, banyak anak-anak, remaja, dewasa, dan orang
tua hadir mendengarkan ceramah para kyai di kampungku. Sebagai apresiasi untuk
mereka yang hadir, warga kampung menyediakan takir. Berratus takir dibagikan
kepada yang hadir. Kian banyak takir, kian meriahlah pengajian tersebut.
Secara definisi kata, takir
berarti wadah atau tempat makanan darr daun pisang yang disemat dengan lidi
pada kedua sisinya. Takir sendiri berisi nasi dan lauk yang dibungkus daun
pisang. Isi lauknya bisa beragam tergantung seberapa mampu dan ikhlas
penyumbangnya. Jika beruntung, telur atau ayam bisa dinikmati. Selain
mengandalkan keberuntungan, pertemanan juga bisa diandalkan. Bagaimanapun, pembagi
takir adalah manusia sekampung yang tentu mudah dikenal. Jika berteman dekat,
maka dengan mudah takir yang nikmat bisa dinimkati dan gilirannya juga tak
terlalu lama.
Itu adalah gambaran Ramadhan 10
tahun lalu di kampungku Gehol sana.
Entah apakah takir masih eksis menemani keceriaan taraweh anak-anak saat ini
atau tidak. Semoga masih.
0 comments: