Robohnya Sandiwara Kami

3:04:00 PM Unknown 1 Comments


Ampun!!! 

Imajinasi yang liar dibutuhkan dalam dunia kreatif. Namun jika keliarnya menumpulkan nilai-nilai luhur, maka imajinasi tersebut berubah menjadi sampah belaka.

Warga negara Indonesia penikmat radio di tahun 90-an pasti akan ingat betapa sandiwara radio begitu mengharu biru kehidupan. Salah satu yang legendaris dan menjadi santapan serta ajang imajinasi permainan anak-anak adalah Tutur Tinular. 

Wikipedia mencatat bahwa Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris karya S. Tidjab. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama Arya Kamandanu akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.

Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI.

Pernah juga diangkat ke layar lebar dan sinetron dengan tanpa menanggalkan benang merah kisah aslinya. Kini, semuanya musnah ketika Indosiar entah dengan kegilaan macam apa membuat sinetronnya dengan embel-embel versi 2011 dan 2012.

Jika di versi 2011 saja sudah banyak keanehan dan penghancuran cerita awalnya. Kini di 2012 kian membuat siapa saja yang menontonnya dan tahu cerita awalnya akan muak sekaligus mulas. Lihat saja bagaimana seorang raja hanya dikawal oleh lima orang pengawal. Belum lagi tiadanya rakyat di dalam sebuah kerajaan dan gilanya di jaman itu sudah ada rapper dan nyanyian ala film India.

Kemuakan akan bertambah saat melihat tayangan yang entah angin sialan apa yang membuat programnya tetap eksis. Bayangkan saja di jaman Majapahit ada Batman dan Joker. Lucunya lagi, di awal kisah nan menyebalkan ini S Tidjab sang pembesut cerita awal ini masih ada.

Sayangnya, saya terpaksa menonton dan menulisnya gara-gara ibu saya ingin menonton sinetron sialan ini. Ampun!

1 comment: