Cigunung Bulpusan

1:11:00 PM Unknown 0 Comments


Jika ada sebuah daerah dengan segala daya dan upayanya mengangkat diri dari kelamnya kemiskinan, maka Gehol salah satunya. Kenapa hingga kini belum juga berhasil secara kolektif memenuhi keinginan menjadi berkecukupan. Semata karena belum datangnya Dangiang yang merestui pemimpinnya.

Daerah yang diberkati oleh aliran Cigunung yang menyejahterakan, Cihirup yang mengaktifkan sel, dan hamparan pertanian yang menggairahkan kini dan mungkin selamanya akan tersaruk-saruk dalam gelapnya peradaban. Jika daerah-daerah lain sudah mempercantik diri dengan aneka "kosmetik" kehidupan. Gehol masih terlena dalam dekapan irasionalisme skeptik fatalis.
Menunggu munculnya pemimpin yang mampu menggairahkan seluruh elemen Gehol seperti menunggu senja berbalur pelangi nan indah di jembatan Lebak Angkrong. Angka statistiknya kemungkinan satu berbanding ratusan, ribuan, bahkan jutaan. Pemimpin yang tidak sekedar mengandalkan "darah", leluhur, atau dukungan mereka yang dilahirkan memiliki Gehol.

Saat daerah lain sibuk mendayagunakan apa yang ada di sekitarnya agar lebih menjual daerah, Gehol tetap hening sehening Sagara Hening di malam hari menjelang subuh. Terdiam hingga Darji Sang Maestro Korang meratap kemana para pelintar dan pemancing pergi. Apakah masih setia mereka menyusuri Cigunung demi mendapatkan sekedar jejed, jeler, atau lalawak. Dalam bisunya Darji, kehidupan menyajikan lwakan ironis bagi Gehol.

Sampai kapan Gehol harus menanti pemimpin yang dipanggil Dangiang agar kepemimpinannya benar-benar mengayomi rakyat Gehol. Hingga saat ini, Sang Dangiang terdiam dalam gaibnya. Tetap saja, mereka yang terpanggil memimpin adalah yang menghendaki perutnya penuh tanpa merasakan lapar. Sayangnya, keinginan itu menyandarkan diri kepada Gehol semata. Kepada murah hati, lugu, atau lemahnya kontrol sang pemilik.

Gehol, mari kita bangun. Tinggalkan mimpi nan menyeramkan ini. Hingga saatnya kita bangun, anak cucu kita semoga tak lagi tercerai-berai atas nama tobat dijadikan Tulak Dayeuh. Semoga mereka tetap setia mengawal Gehol hingga Dangiang kian betah menunggu Gehol.

Dangiang, selamatkan kami. Sudah bosan rasanya meminta mereka yang berkuasa menolehkan barang sebentar pada sisi nestapa. Sebab sisi kebahagiaan tersedia percuma di hadapan mereka.

Nestapa.


0 comments: