Berkaca dari Muamba

12:56:00 PM Unknown 3 Comments

Stop Kekerasan di TV

Saat Fabrice Muamba kolaps di lapangan, hingga kini tak ada tayangan resmi dari penyelenggara Liga Primer Inggris. Sebuah sikap terpuji yang dilakukan demi menghormati seseorang yang berjuang dengan maut. Sesuatu yang sangat jarang dilakukan oleh pers kita.

Tengok saja beberapa kasus yang memperlihatkan kekerasan yang bahkan sampai merenggut korban jiwa namun lolos dari sensor di negeri ini. Kerusuhan di Jakarta Utara saat Satpol PP hendak menggusur Makan Mbah Priuk contohnya. Dengan massiv beberapa televisi menayangkan adegan warga sipil membantai petugas yang sudah terkapar tak berdaya. Bukan hanya gambar bergerak, bahkan fotonya bertebaran di hampir semua sampul media cetak selama beberapa hari. Sadis!


Baru setelah ada protes, maka gambarnyapun diberi buraman demi menghindarkan rasa sadis ala masyarakat kita. Namun adegan memukul, menendang, dan entah apalagi diputar berulang hingga pemirsa muak dan bosan.

Bukan hanya kasus itu saja tentunya. Tengok saja berbagai unjuk rasa yang berakhir bentrok dan menyajikan adegan kungfu pendemo dan petugas. Tak ada sensor sama sekali. Semua demi memperlihatkan betapa kejamnya pemerintah dalam memberangus demokrasi. Mungkin itulah pesan yang inbgin disampaikan. Berhasil!

Kini polisi, aparat pemerintah, politisi, dan orang-orang kuasa lainnya berhasil dipojokkan pers menjadi musuh bersama masyarakat. Sebagian karena adegan yang diulang-ulang hingga pemirsa bosan, sebagian lagi dengan menceritakan betapa tindakan buruk seseorang, namun tak sedikit karena sikap noraknya saat tampil di muka umum. Terlepas dari itu semua, semangat pers seperti yang terjadi saat Muamba kolaps dan Simoncelli tewas seperti tak ada di negeri ini.

Kekerasan yang dipamerkan tidak hanya berupa gambar vulgar berupa adegan perkelahian. Namun debat dengan menghadirkan narasumber dengan kata-kata kasar seolah bukan hal yang tabu. Ditambah dengan sinetron yang menghadirkan kekejaman dan materialisme, maka lengkap sudah derita penonton.Tak ada pilihan yang bisa dinikmati sekaligus mampu jadi ajang pembelajaran.


3 comments:

  1. kesian Muamba ya gan, udah sakit pas main pula. hedeh'ae...

    oh ya, kunjungi blog ane balik ya, salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. dah sering berkunjung ke agan, cuma gak pernah komen

      Delete
  2. udah sering gan berkunjung ke blog ente,,, heheheh

    ReplyDelete