Berkaca dari Muamba
Stop Kekerasan di TV |
Saat Fabrice Muamba kolaps di
lapangan, hingga kini tak ada tayangan resmi dari penyelenggara Liga Primer
Inggris. Sebuah sikap terpuji yang dilakukan demi menghormati seseorang yang
berjuang dengan maut. Sesuatu yang sangat jarang dilakukan oleh pers kita.
Tengok saja beberapa kasus yang
memperlihatkan kekerasan yang bahkan sampai merenggut korban jiwa namun lolos
dari sensor di negeri ini. Kerusuhan di Jakarta Utara saat Satpol PP hendak
menggusur Makan Mbah Priuk contohnya. Dengan massiv beberapa televisi
menayangkan adegan warga sipil membantai petugas yang sudah terkapar tak
berdaya. Bukan hanya gambar bergerak, bahkan fotonya bertebaran di hampir semua
sampul media cetak selama beberapa hari. Sadis!
Baru setelah ada protes, maka gambarnyapun
diberi buraman demi menghindarkan rasa sadis ala masyarakat kita. Namun adegan
memukul, menendang, dan entah apalagi diputar berulang hingga pemirsa muak dan
bosan.
Bukan hanya kasus itu saja
tentunya. Tengok saja berbagai unjuk rasa yang berakhir bentrok dan menyajikan
adegan kungfu pendemo dan petugas. Tak ada sensor sama sekali. Semua demi
memperlihatkan betapa kejamnya pemerintah dalam memberangus demokrasi. Mungkin
itulah pesan yang inbgin disampaikan. Berhasil!
Kini polisi, aparat pemerintah,
politisi, dan orang-orang kuasa lainnya berhasil dipojokkan pers menjadi musuh
bersama masyarakat. Sebagian karena adegan yang diulang-ulang hingga pemirsa
bosan, sebagian lagi dengan menceritakan betapa tindakan buruk seseorang, namun
tak sedikit karena sikap noraknya saat tampil di muka umum. Terlepas dari itu
semua, semangat pers seperti yang terjadi saat Muamba kolaps dan Simoncelli
tewas seperti tak ada di negeri ini.
Kekerasan yang dipamerkan tidak
hanya berupa gambar vulgar berupa adegan perkelahian. Namun debat dengan
menghadirkan narasumber dengan kata-kata kasar seolah bukan hal yang tabu.
Ditambah dengan sinetron yang menghadirkan kekejaman dan materialisme, maka
lengkap sudah derita penonton.Tak ada pilihan yang bisa dinikmati sekaligus mampu
jadi ajang pembelajaran.
kesian Muamba ya gan, udah sakit pas main pula. hedeh'ae...
ReplyDeleteoh ya, kunjungi blog ane balik ya, salam kenal
dah sering berkunjung ke agan, cuma gak pernah komen
Deleteudah sering gan berkunjung ke blog ente,,, heheheh
ReplyDelete