Menyelamatkan Air, Menyelamatkan Peradaban

11:13:00 AM Gehol Gaul 4 Comments


Banjir Besar karya Raden Saleh (id.wikipedia.org)

Air adalah kehidupan dan kehidupan selalu berkaitan dengan air. Air, bersama udara, menjadi satu-satunya faktor penentu sebuah daerah layak atau tidak dihuni. Tak heran jika selama ini setiap misi ke luar angkasa dikhususkan untuk menemukan air dan oksigen. Tak heran jika sebuah planet dengan kemungkinan memiliki air selalu menjadi tujuan utama eksplorasi luar angkasa.

Kepentingan akan air sebenarnya sudah terbukti dan diwujudkan oleh para pendahulu kita. Sederet peradaban kuno selalu bersanding dengan sumber air dan alirannya sebagai penunjang kemajuan peradaban mereka. Mesir bisa menjadi peradaban penuh misteri tentu karena ada Sungai Nil. Demikian juga dengan Mesopotamia dengan peradaban Sumeria Akkadia, Assyria dan Babilonia. Jangan lupakan peradaban India Kuno dengan Mahenjo Daro dan Harappa. Perhatikan juga Tiongkok Kuno, Persia Kuno, Yunani Kuno, Romawi Kuno/Kekaisaran Romawi, Makedonia, Kartago. Bahkan Inca, Maya, Aztek dan Maurya tak luput dari peran air. Dari kesemuanya mungkin hanya peradaban Inca saja yang beristana jauh dari aliran sungai atau laut.

 

Di Indonesia sendiri Majapahit dan Sriwijaya tak lepas dari peran air sebagai penunjang kemajuan peradaban keduanya. Selanjutnya sederet kerajaan Nusantara masih selalu mengambil tempat di dekat aliran air. Bahkan Batavia yang kini menjadi ibukota negeri ini, dijadikan markas VOC karena kedekatannya dengan air.

Di masa lalu banyak cara untuk menyelamatkan air. Lihat saja berbagai macam mitos terkait dengan penyelamatan sumber air. Hampir setiap tempat memiliki hutan larangan, sejenis hutan yang dilarang ditebang oleh penduduk. Perhatikan juga berbagai mitos yang selalu melindungi air baik itu sungai maupun laut dari perusakan manusia. Berderet makhluk halus mulai dari binatang hingga siluman siap menerkam manusia yang membuat kerusakan di air.

Bahkan sederet agama hingga kini masih mensucikan air baik secara langsung maupun tidak langsung. Tengok saja betapa beharganya Air Zam-zam, Sungai Gangga dan sederet sungai lainnya di berbagai belahan dunia. Masih tidak percaya? Lihat saja berbagai ritual keagamaan yang dimulai, selama ritual, dan diakhiri dengan air. Semua membuktikan bahwa air memang sangat vital dalam kehidupan hingga mendekatkan diri dengan Sang Penciptapun air bisa dijadikan sarana.

Bagaimana dengan Sekarang?
Kini semua mitos dan larangan berhasil dipatahkan. Ironisnya semua berasal dari begitu vitalnya air dalam peradaban. Masih ingatkan bagaimana Bangsa Eropa bisa melanglang buana ke seantero dunia dan menaklukannya? Pelayaran. Mereka yang frustasi karena jalur darat disabotase musuh kemudian berdaya upaya mengarungi laut demi mendapatkan barang dagangan.

Dari situ efek domino yang bersifat negatif kemudian muncul. Air yang membawa perubahan peradaban secara signifikan kemudian justru di kekinian jaman yang menistakan air. Atas nama kebutuhan hidup, sumber-sumber resapan air kemudian dijadikan tambang, ditebangi, dijadikan hunian dan sebagainya. Bahkan air dan alirannya sendiri dijadikan nista dengan menjadikannya pembuangan sampah, limbah dan mendesaknya menjadi tempat pemukiman.

Kini kita hanya memiliki waktu yang sedikit untuk menyelamatkan peadaban kita. Jika tidak dimulai sekarang juga, bukan tidak mungkin peradaban kita akan punah. Punah karena air kian langka hingga menjadi konflik. Atau punah karena kita hancur oleh air yang tidak kita pelihara.
Mungkin semua pernah liat film Waterworld yang mengisahkan bagaimana Bumi tertutup air karena es di kutub mencair, dan menaikkan permukaan laut, hingga Bumi hampir seluruh permukaannya tertutup oleh air. Sebuah kemungkinan yang sangat bisa terjadi jika hutan masih terus ditebangi. Gambaran dari film tersebut sangat mungkin menyebabkan konflik karena karena dan demi air.

Kepunahan manusia karena air telah dikisahkan dengan sangat apik dalam kisah banjir besar saat Nabi Nuh masih ada. Hal tersebut memang dikaitkan dengan ingkarnya manusia terhadap Tuhan dan Nabinya. Namun wajib kita sadar bahwa memperlakukan alam dengan sembrono adalah salah satu sikap ingkar tersebut.

Melihat bagimana kejayaan masa lalu dengan dukungan air dan membayangkan kepunahan manusia di masa depan karena menistakan air seharusnya kian membuka mata kita. Segera selamatkan peradaban kita dengan mengonservasi air sekarang juga.
                                                              

4 comments: