Pemekaran Brebes, Mimpi Empat Dekade
Peta Brebes Sekarang |
Empat dekade alias 40 tahun lebih
mimpi di atas menemui jalan buntu nan tak tertembus. Meski undang-undang
pemekaran bisa saja meloloskan lantaran syarat mekarnya sebuah wilayah
kabupaten cuma membutuhkan dukungan minimal 5 kecamatan. Kebetulan Brebes
Selatan, kini didukung oleh enam kecamatan. Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Bumiayu,
Sirampog dan Tonjong siap memuluskan jalan. Namun, ibarat sang anak hendak
membuat rumah baru, beragam rintangan selalu ada sehingga menunda mimpi.
Salah satu yang jadi biang kerok
kenapa Brebes Selatan ingin jadi kabupaten sendiri adalah minimnya perhatian
Brebes. Lihat saja insfratruktur di daerah ini. Jalanan layak adalah barang
mewah. Hanya jalur nasional yang melintang dari Brebes ke Purwokerto yang
mulus. Sisanya adalah jalanan yang siap-siap membuat pengemudi sakit badan jika
melintas.
Jalur Bumiayu – Salem
yang setiap harinya memboyong warga Salem
dan Bantarkawung membelanjakan uang di Bumiayu adalah jalur nista. Jalur ini
paling lama bertahan setahun kemulusannya akibat padatnya volume yang
berbanding terbalik dengan kualitas. Belum
lagi tru-truk besar pembawa getah pinus dan kayu pinus yang hilir mudik
mengangkut hasil gunung-gunung di Salem dan Bantarkawung untuk kemudian dibawa
ke utara Brebes.
Masih kurang melihat derita warga
Brebes Selatan? Maka bawalah motor trail dan perbekalan secukupnya. Tengoklah
daerah-daerah pedesaan yang berbatasan dengan Cilacap di Kecamatan
Bantarkawung. Jika kurang puas naiklah kea rah paling barat di Kecamatan Salem. Disana peran pemerintah
nyaris tiada.
Itu jika hanya meninjau fasilitas
transportasi. Fasilitas kesehatan tentu tak jauh berbeda buruknya. Dokter
adalah makhluk langka di pelosok Brebes Selatan. Hanya ada mantri dan bidan
yang akhirnya bertugas menjadi dokter. Urusan melahirkan, ada dukun beranak
yang biasa disebut paraji siap membantu. Jika sakit parah, Puskesmas
Bantarkawung bolehlah jadi rujukan buat warga miskin. Tapi karena fasilitas
minim, maka rumah sakit swasta yang berlokasi di Bumiayu jadi tumpuan.
Sayangnya biaya yang begitu mahal membuat warga lebih banyak pergi ke dukun atau
bahkan cuma bisa urut dada dan berdoa.
Selain rasa sakit hati
dianaktirikan, apakah yang bisa dibanggakan Brebes Selatan? Pada tahun 2005
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Brebes bekerjasama
dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi
Bandung(LPPM-ITB) pernah mengadakan penelitian terkait kondisi SDA yang
terkandung di daerah SWP III ini, dan hasilnya di daerah ini terkandung banyak
potensi SDA, mulai dari batu bara, batu apung, tanah liat, dan basir dan batu (Sirtu),
bahkan minyak bumi sempat terdekteksi meskipun hasilnya dibawah standar.
Pertanian tentu menyumbang
penghasilan tak sedikit karena memang kegiatan itulah yang saat ini paling
banyak dilakukan warga Brebes Selatan. Perkebunan juga tak sedikit meski hampir
semuanya dikelola perhutani. Lihat saja deretan bukit yang dipenuhi pinus atau
jati. Tengok juga perkebunan teh yang menghampar di selatan Bumiayu.
Cuma segitu? Ya, PAD daerah ini
sendiri tergolong kecil. Pada tahun 2002-2003 tercatat hanya 4,5 Milyar yang
bisa ditangguk daerah ini. Kini, angka 9 Milyar konon sudah bisa dihasilkan
Brebes Selatan. Jika PAD cuma segitu, naga-naganya pemerintahan baru jika
terbentuk amat tergantung pada DAU yang bisa mencapai 100 Milyar.
Pada masa Indra hendak berkuasa,
Brebes Selatan mulai dielus agar ia duduk dengan mulus. Sayang, penerusnya cuma
datang dan memberi janji saat kampanye. Kini, pasca pilkada Brebes dimana
pasangan IDJO jadi pemenang, ide memekarkan diri kian merebak.
Selain PAD yang minim, Kabupaten
Brebes sendiri PAD-nya hanya menyumbang 6% dari seluruh pendapatan daerah,
beranikah “wong” Brebes Selatan menentang Joko Poleng untuk membentuk kabupaten
baru? Ingat, Joko Poleng masih “sakti” dan konon dialah yang membuat kenapa
Brebes seluas seperti sekarang.
Kadang ane sekarng ya, pemekaran daerah seperti "disintegrasi" dan "merdeka" gitu ya, padahal kalo bersatu dahsyatnya itu luar biasa loh.. kalo setiap wilayah ber"pisah" seperti ini apa iya makin maju ya?
ReplyDeletesebenernya kalo lihat daerah anesih, karena kecemburuan pembangunan aja oom. jadi kalo pembangunan merata, pemekaran kayaknya gak mau juga ..
Deletememang proses pemekaran seperti disintegrasi dan perjuangan kemerdekaan, warga yang berhasil mekar seperti baru merdeka .........
ReplyDeletesemua pemekaran tujuannya memang memerdekakan diri, terutama dalam mengelola kekayaan sendiri
Deleteiya isun gen pengin melu nag kabupaten cirebon.lagian bahasa isun khususe brebes barart beda dewekkk....
Deletekalo mau memekarkan sendiri gitu, diliat juga lah potensi dirinya sendiri. kalo dirasa belum cukup dan belum siap tapi kepengen banget misah gitu apa malah gak jadi tambah miskin ya.. benahi diri dulu, gali semua potensi yang ada. biar jadi kabupaten yg sempit gapapa tapi makmur kan oke.
ReplyDeleteseperti anak, tetep miskin mengikuti orang tua atau miskin tapi mandiri... seperti itulah pemekaran ... ada semacam ego dan kebanggaan bisa mandiri
DeleteHelooo, , please lah.. brebes kota yg harusnya ngaca, ,, sdm terbanyak di brebes itu paling banyak di sumbang dari bumi ayu brooo...
Deletesimalakama......mau mekar jelas dadi bocah LOLA..... tetep ngikut BREBES serba SUSAH apalagi aku orang nggunung CILIBUR....ke kecamatan muter2 via BUMIayu...punya urusan ke KabuPATEN.....minta ampun harus melewati negara lain kaliiiiiii apa nekat jadi ANAK LOLA walaupun miskin JUGA yaaaaah
ReplyDeleteEmang jarak yang memisahkan TERLALU kata Bang Rhoma, udah gitu gak ada gerakan berarti dari pemkab. Tapi kalo masalah ini intinya, seharusnya ada jalan yang lebih moderat.
Deletekalo nggak mekar kesian juga org2 salem ...mau upacara/acara pagi di brebes... harus bangun jam 12 mlm biar bisa ngikut acara.......di brebes
ReplyDeleteLagian ngapain ngikut upacara? kikikiki,
Deletepemekaran mah.......ide ..orang elitenya aja dech....
ReplyDeletesoale...khan mereka..punya..kesempatan..jadi pejabat.......kemudian...bisa korupsi.......
walo...duit yg dikorup..sumbangan dari..propinsi..ato pusat...sama..aja duit juga..namanya
yap, emang idenya orang elit doang yang terlihat. masyarakatmah cuek aja
Deletepemekaran kabupaten hanya jadi ajang perebutan proyek2 dan kekuasaan semata. sudah terbukti di banten tuh banyak korupsinya.. pemekaran bagiku bullshit!!
ReplyDeletePemekaran itu mainan elit,,, heuheuheu jadi bulshit belaka adanya
DeleteJoko Poleng masih “sakti” dan konon dialah yang membuat kenapa Brebes seluas seperti sekarang ??
ReplyDeletebabasana agul ujur kang, jeug euweuh nu maha kawasa bae
ReplyDeletejoko polenge wis nang kuburan ,ganing di gawa gawa dulll....