Dua BBM dalam Satu Windows Phone

Setelah resmi diparkir di Store, BBM Beta di handphone Lumia 625 ane malah bisa dobel. Kenapa bisa begitu? 

Ane juga gak tahu kok bisa, yang jelas setelah mengadopsi program beta tester dari Blackberry beberapa waktu lalu, ane coba aja versi BBM Beta yang diobral ke seluruh pengguna WP. Hasilnya, BBM Beta dalam hape ane bisa diinstall tanpa menghilangkan versi yang sudah ada.

Ini mungkin mirip dengan menginstall dua BBM atau lebih dalam sistem Android. Dalam sistem aplikasi buatan Google tersebut, BBM yang diinstall yang resmi berasal dari Play Store. Sedangkan aplikasi BBM kedua dan seterusnya berasal dari "market" lain. Biasanya BBM kedua dan seterusnya diinstall dalam bentul file .apk dan dapat diinstall melalui komputer. 

Ane sendiri tidak tahu efek negatif apa yang ditimbulkan setelah menginstall dua BBM Beta dalam satu hape ini selain lemot. Yang jelas, ini hanya percobaan dan jawaban atas keingintahuan sekaligus keisengan ane. Soalnya, pas mau diuninstall yang versi beta tester sayang rasanya. 

Yang mau ikutan, silakan saja mencoba. Syaratnya cuma satu, sudah menginstall versi program beta tester beberapa waktu lalu.


Nyobain BBM for Windows Phone

Tampilan awal
Akhirnya BBM mampir di Windows Phone ane. Kebetulan ane pake Lumia 625 dan daftar program beta kira-kira seminggu. Ane dikirimi link download hari ini (18/7/2014).

Tampilan Kontak BBM
Kalo menurut anesih, overall gak ada problem berarti di BBM for WP ane. Malahan kirim pesen kerasa cepet banget dari ceklis, D, dan R. Ini bukan sekedar klaim ane doang ya, tapi lawan bicara ane juga bilang begitu.  Cuma memang, namanya juga beta, BBM for WP tidak bisa lepas dari penyakit seperti aplikasi lainnya di WP yang suka force close, alias nutup sendiri. Terutama kalo dari chat mau pindah ke profil kita.



Yang bikin kurang nyaman juga adalah lamanya loading ini aplikasi. Yang ane suka dari aplikasi BBM for WP ini adalah warnanya yang biru kalo pas kita membuka aplikasinya. Selain itu, tampilan kontak, feed, dan chat-nya juga lumayan oke kalo menurun ane. Memang tidak jauh berbeda sih dengan BBM untuk robot ijo.

Untuk grup BBM juga lumayan menarik tampilannya loh. Kalo menurut ane jadi lebih nyaman aja, apalagi dengan gaya geser yang diterapkan sama OS Windows Phone 8 ini. Lebih enak juga dipandang mata mulai dari pengelompokkan chat, lis chat, picture, dan event. Jadinya, hal ini mempermudah ane kalo ada notifikasi dari grup.


Tampilan Grup
Tampilan di antar muka Windows Phone 8





















Nih, kita lihat aja tampilan screen shoot dari hape ane mengenai aplikasi BBM for Windows Phone yang masih seri beta ini.

Tampilan Daftar Chat
Tampilan Feeds

Tampilan Chat

Setting Chat

Setting BBM

Buat Update Status

Kolom Update Status

Berbagi PIN

Share PIN ke Sosmed

Barcode



Horeee Brazil Menang, Pendukung Jokowi Girang!

Hampir saja, ya hampir saja. Hampir saja skuad Brazil memihak pasangan nomor satu di pilpres kali ini. Hal ini gara-gara Kang Marcelo yang baru meraih La Decima di bawah arahan Don Carleto sang maestro dari Itali masuk dalam buku rekor sebagai orang pertama yang membuka Piala Dunia dengan gol bunuh diri. Namun, semua itu diselamatkan oleh si bocah ajaib baru, tandem Yang Mulia Messi di Barcelona, Ndoro Neymar Junior.

Dia, ya dia Neymar, seperti biasa dengan kreasi kaki-kakinya yang terkesan ringkih melesakkan bola ke jala Tuan Pletikosa yang datang jauh-jauh dari Balkan dengan seragam NU-nya (hijau-hijau) meski rekan sejawat Beliau memakai seragam catur merah putih. Gol pertama disepak dari luar kotak penalti dan sempat ditepis kiper serta membentur tiang gawang. Namun, Ndoro Neymar sedang bejo, maka gol di babak pertama membuat Marcelo tidak perlu takut bakal di-Escobar-kan.

Selanjutnya, Ndoro Neymar yang sedang bejo kembali melesakkan bola dari titik dua belas pas. Kembali, Tuan Pletikosa berhasil membaca arah bola dan sempat menepis. Namun semuanya sia-sia sehingga tak kuasa menahan bola meluapkan rindunya kepada jala gawang. Penalti sendiri merupakan hadiah wasit gegara Fred terkesan didzolimi oleh Dejan Lovren, dan wasit asal Negeri Sakura menganggapnya pelanggaran meski tayangan ulang berkata sebaliknya. Semoga bukan karena wasitnya sering menonton peta perpolitikan Indonesia yang penuh dengan tokoh-tokoh yang ingin didzolimi.

Lalu, Mas Oscar yang musim ini tampil angin-anginan di bawah gemblengan Pendekar Maurinho dari Portugal memberi gol penutup buat Brazil. Jadilah skor 3-1 buat tuan rumah sekaligus melanggengkan tradisi laga pembuka selalu dimenangi tuan rumah. Meski Ndoro Neymar yang meraih Man of the Match, namun sejatinya peran Oscar wajib diberi bintang tiga, empat juga boleh, tapi tentu harus ditanyakan kepada atasan pemberi bintang dan wajib mendatangkan programmer canggih agar pemberian bintang terkesan natural.

Lalu, apa makna skor 3-1 dari laga pembuka gelaran sepakbola paling akbar di dunia ini bagi perpolitikan Indonesia yang sedang sedikit memanas gara-gara banyak ulama, kaum cendekia, dan para mantan jenderal yang saling puji? Menurut Tuanku Di Rajo Gatik Angka, ini memupus harapan para swing voter yang percaya ramalan dan ilmu gutak-gatik-gatuk angka untuk golput. Sebab, sebelumnya sudah beredar pesan berantai berdarah dingin bahwa jika skornya tidak bisa diutak-atik jadi 1 atau 2, maka pemilu Indonesia terancam bahaya. Beruntung, 3-1 bisa berarti tiga dikurangi satu yang berarti dua.

Maka, bersuka citalah mereka yang sebelumnya memilih pasangan Jokowi-Kalla sebab angka pertandingan semalam memihak mereka. Meski, tentu saja ada yang mbeling dengan mengatakan skor itu bisa juga 3+1 alias 4 yang berarti tradisi golput dalam kehidupan mereka bisa dilanggengkan. Untung saja ada orang pintar kenamaan yang belum pernah ditemui orang menyampaikan hasil meditasinya. Ia melalui Friendster-nya yang masih aktif mengatakan bahwa 4 itu adalah 2 jika dibagi 2, namun jika dibagi 1 maka tetap 4 sehingga praktis pilihan yang ada ya cuma dua. Pokoknya dua!

Lalu, bagaimana dengan pasangan nomor satu dan para pendukungnya? Tenang, besok dan sebulan ke depan masih banyak pertandingan. Jadi, silakan hubungi Tuanku Di Rajo Gatik Angka atau orang pintar yang belum pernah ditemui orang di atas untuk mengepaskan skor agar para pendukung ikut suka cita.

Demikian, laporan singkat #WorldCup2014 dari orang yang semalam tidur pulas. Selamat pagi!

Debat Jokowi dan Budaya "Tektek" di Gehol

Ada yang menarik dari sesi debat pertama capres dan cawapres semalam, terlalu percaya diri, mau belajar, dan "tektek". Mari kita lihat dari sudut sederhana tanpa memberikan skor menang kalah.

Yang pertama yang patut diwaspadai semua orang yang hendak berdebat tentu saja adalah kepercayaan diri yang terlalu berlebih. Sejak sebelum debat dimulai, kubu Pak Prabowo-Hatta selalu bersuara jumawa bahwa calonnya adalah jago pidato dan biasa berdebat. Hal ini bahkan ditegaskan oleh Pak Mahfud MD bahwa mereka tidak memberi porsi sedikitpun untuk menyiapkan kandidat mereka dalam menghadapi debat semalam.

Hasilnya bisa ditebak, Pak Prabowo-Hatta tidak selugas saingannya dalam berdebat. Tentu saja hal ini bukan karena mereka tidak menguasai materi. Bagi saya, hal ini semata karena mereka kurang latihan. Bagaimanapun, waktu dalam berdebat dibatasi sehingga sangat berbeda dengan pidato. Selama ini, Pak Prabowo sangat jago berpidato dan tentu saja tidak ada batasan waktu yang diterapkan kepada Beliau.

Hal kedua yang patut diperhatikan adalah kemauan untuk belajar dari pasangan Jokowi-JK. Hal ini mereka lakukan bahkan dengan "mengorbankan" seharian penuh tanpa berkampanye. Kubu Jokowi-JK dengan tegas mengatakan bahwa mereka melakukan latihan untuk berdebat. Mungkin bagi sebagian orang, hal ini menunjukkan kelemahan kubu Jokowi-JK. Namun bagi saya pribadi, ini menunjukkan bahwa mereka menyadari kekurangan mereka dan mau memperbaikinya. Terbukti, saat berdebat mereka tampil lugas dan mampu menjawab dengan bernas apa yang ditanyakan. Jadi, "alah bisa karena biasa" berlaku bukan?

Yang paling menarik dari sesi semalam adalah terkait budaya Gehol yaitu "tektek". Hal ini bermula dari "nongol"-nya kertas berisi doa dari jas Jokowi. Kebetulan, contekan doa tersebut diklaim berasal dari Ibunda Jokowi. Saya pribadi, waktu kecil sering meminta hal yang sama kepada ibu, bapak, dan nenek saya. Bahkan jika diperlukan, kepada orang yang paling berpengaruh secara spiritual di kampung saya. Bekal itu disebut "tektek".

"Tektek" sendiri biasanya berbentuk doa yang bisa berwujud doa dalam kertas seperti Pak Jokowi punya atau dibacakan melalui media air lalu diminum. Dalam perspektif spiritual, hal ini sering dinilai gibah alias sedikit musyrik. Namun bagi saya pribadi, meminta "tektek" tidak seekstrim itu. "Tektek" hanyalah sebuah restu orang tua atau yang dituakan dalam media lain yang diharapkan pemegangnya selalu menyertai saat pertandingan atau kompetisi.

Meski debat semalam belumlah sebuah final, namun banyak hal yang bisa kita petik. Yang terpenting, kedua pasang kandidat memiliki komitmen yang tinggi kepada rakyat Indonesia.

Berebut Capres di Socmed

Beberapa waktu ini, semua orang baik sadar atau tak sadar telah terhanyut dalam timangan pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia. Memilih capres!

Saat capres-cawapres sudah dideklarasikan dan disahkan oleh KPU, makin ramailah suasana kampanye. Semua kampanye baik yang bersifat membangun maupun negatif riuh-rendah terutama di saluran yang sekarang sedang naik daun, sosial media.

Bagi saya pribadi, kegaduhan yang terjadi di sosial media memberi sebuah harapan baru bagi kita semua. Bahwa kita sebagai warga biasa yang bisa mengakses langsung saluran informasi untuk berbagi kepada sesama. Sebab selama ini, saluran informasi biasanya sulit ditembus oleh warga biasa.

Meski patut diapresiasi, saluran informasi dari sosial media tentu perlu juga diperhatikan. Karena bersifat bebas, maka filter yang dibutuhkan tentu harus sangatlah ketat. Ironisnya, filter tersebut sangat tergantung pada pemahaman dan kedewasaan kita. Berbeda dengan media mainstream yang sudah memiliki payung hukum dan norma-norma yang jelas.

Dalam kampanye pemilihan presiden kali ini pun, banyak informasi yang bertebaran dengan bebas di media sosial. Para pemilik akun dengan bebasnya mengobral informasi mulai yang berbasis fakta maupun sebatas ilusi semata. Pada akhirnya, informasi yang berseliweran sangat susah dikonfirmasi kebenaran. Kembali lagi, filter sangat tergantung kepada kita.

Tampaknya, kebebasan berpendapat di dunia maya telah berkembang sedemikian bebas hingga membuat saluran ini sedikit demi sedikit hendak dibatasi. Hal ini dimulai salah satunya dengan kemungkinan sebuah akun bisa dituntut pidana jika yang disebarkannya bersifat fitnah. Sebuah kemajuan dari sisi hukum, meski berbagai pihak merasa bahwa hal ini justru bisa memberangus demokrasi negeri ini.

Ddalam pilpres kali ini, sosial media tampaknya dimanfaatkan sebesar mungkin oleh para simpatisan. Banyak akun, baik lama maupun baru, mengupas kelayakan capres-cawapres pilihan sekaligus menelanjangi hal-hal negatif capres-cawapres lawan. Maka, peperangan opini yang berkobar berpindah dari darat ke dunia maya. Meski cenderung bersifat brutal karena tanpa filter, namun justru vulgarnya informasi yang diumbar justru makin mendewasakan masyarakat dalam menentukan pilihan. Tentu saja, masyarakat dituntut mampu menyaring semua informasi di atas dengan bijak.

So, sudahkah Anda memfilter info yang berseliweran di akun sosial media Anda?