Saya Benci Jokowi dan Saya Percaya Ramalan Dukun
Setelah tahun 2016 datang, aku pikir kebencian kepada Jokowi yang telah meluluhlantakan harapanku dan junjunganku akan luluh. Nyatanya, hal tersebut semakin menjadi bahkan tak hilang meski kuselingi dengan membabat semua peserta debat sosial media yang pro LGBT, Imlek, dan Valentine.
Sudah semua literatur aku baca - tentu saja berasal dari akun-akun pendekar - guna mempekuat logikaku dalam menyerang segala kebijakan pemerintah. Maka, senang tak terkira ketika aku menemukan beberapa perusahaan yang menjatuhkan PHK kepada para buruhnya. Sejenak, aku memuja Said Iqbal yang menjadi presiden organisasi para buruh yang sering menjelajahi kota dengan mobil mewahnya. Setidaknya, presiden buruh tidak pencitraan dengan pura-pura berkeliling kota naik bajaj. Lihat, sekedar sepeda motor saja sang presiden buruh harus punya yang gede.
Sayangnya, perusahaan yang angkat kaki tersebut memang dasarnya sudah tak kuat bersaing sejak beberapa waktu lalu. Tak heran aku kembali menelan pil pahit karena gelombang PHK yang digembar-gemborkan para akun rekan seperjuanganku dalam membenci Jokowi tak kunjung terjadi. Ini artinya, salah satu penguat argumenku untuk membenci Presiden RI yang bukan turunan orang besar ini hilang. Maka, sejenak kembali aku menghajar siapa saja yang menulis status mendukung hari kasih sayang.
Alhamdulillah dapat angin segar dari berdemonya kaum buruh dan guru honorer. Seumur-umur, aku tak peduli akan nasib mereka, namun kali ini beda rasanya jika aku tak mendukung demo mereka. Maka, aku berusaha menulis status seheroik mungkin bahwa aku ada dalam barisan buruh dan PNS honorer. Semua status aku bumbui bahwa pemerintah sudah jatuh dalam lembah kegagalan yang terdalam sehingga yang bisa membangkitkannya cuma revolusi. Cuma, semua revolusi harus tanpa aku terlibat di garis depan. Aku cukup pandangi media sosial dan peranku harus dianggap luar biasa.
Saat semua fakta di atas kembali ada bantahan dari para pendukung Presiden Jokowi yang biasa disebut cebonger, aku sangat beruntung punya paranormal sekelas Permadi dan Ki Gendeng Pamungkas. Mereka berdua meniupkan angin segar sehingga kebencianku yang sudah tepupuk sekian lama seolah akan mencapai klimaksnya. Bagaimana tidak, analisis keduanya memiliki kesimpulan yang sama bahwa kekuasaan Presiden Jokowi akan runtuh dalam hitungan bulan, hari, jam, menit, dan detik yang tak lama lagi.
Dengan brilian Permadi sang paranormal pujaan hatiku yang dahulu begitu dekat dengan Megawati itu berkata bahwa goro-goro akan segera terjadi. Semua elemen masyarakat akan segera bersatu dalam kekecewaan yang sama sepertiku untuk menumbangkan rezim Jokowi. Luar biasa kakek ini, setiap presiden di Indonesia diprediksikan olehnya akan mendapat goro-goro. Sayangnya, goro-goro di jaman presiden yang lalu tak kunjung jadi. Tapi, bukankah tak ada keledai yang jatuh pada lubang yang sama? Artinya kali ini prediksinya sudah pasti jempolan.
Tak kalah menyejukkannya apa yang diungkapkan oleh Ki Gendeng Pamungkas. Tokoh ini dahulu yang bertekad membuat Bush terkulai terkena santetnya saat berkunjung ke Indonesia. Sayang, rupanya bahasa Inggris Ki Gendeng kurang faseh sehingga santetnya kurang berhasil, bahkan tidak berhasil sama sekali. Tapi beruntung, peramal pujaanku nomor dua ini mencalonkan diri menjadi Bupati Bogor dan akhirnya ..... Gagal!
Tapi untuk akurasi tentang Jokowi dan anaknya aku percaya hingga mendekati yakin dan mengimani. Bagaimana tidak, Ki Gendeng Pamungkas bisa dengan bernas menjelaskan kepemilikan ruang khusus Ratu Kidul yang dimiliki Jokowi di Istana Bogor. Apalagi hal tersebut ditambah fakta dengan adanya pernikahan Jokowi dan Nyi Ratu Kidul tersebut. Yang terakhir, Ki Gendeng seolah dengan mata kepala sendiri menggambarkan ritual yang dijalani Gibran sebelum menikah. Akhirnya, semua diakhiri dengan tujuan hidupku, tumbangnya rezim Jokowi.
Sekarang, aku sedang menunggu dengan penuh harap sembari menyerang kaum JIL dan merayu simpati para ITJ dan simpatisan Ongen. Semoga saja dua dukun jagoanku kali ini berhasil membuktikan ramalan-ramalan mereka. Semoga!