Hampir saja, ya hampir
saja. Hampir saja skuad Brazil memihak pasangan nomor satu di pilpres
kali ini. Hal ini gara-gara Kang Marcelo yang baru meraih La Decima di
bawah arahan Don Carleto sang maestro dari Itali masuk dalam buku rekor
sebagai orang pertama yang membuka Piala Dunia dengan gol bunuh diri.
Namun, semua itu diselamatkan oleh si bocah ajaib baru, tandem Yang
Mulia Messi di Barcelona, Ndoro Neymar Junior.
Dia, ya dia Neymar,
seperti biasa dengan kreasi kaki-kakinya yang terkesan ringkih
melesakkan bola ke jala Tuan Pletikosa yang datang jauh-jauh dari Balkan
dengan seragam NU-nya (hijau-hijau) meski rekan sejawat Beliau memakai
seragam catur merah putih. Gol pertama disepak dari luar kotak penalti
dan sempat ditepis kiper serta membentur tiang gawang. Namun, Ndoro
Neymar sedang bejo, maka gol di babak pertama membuat Marcelo tidak
perlu takut bakal di-Escobar-kan.
Selanjutnya, Ndoro
Neymar yang sedang bejo kembali melesakkan bola dari titik dua belas
pas. Kembali, Tuan Pletikosa berhasil membaca arah bola dan sempat
menepis. Namun semuanya sia-sia sehingga tak kuasa menahan bola
meluapkan rindunya kepada jala gawang. Penalti sendiri merupakan hadiah
wasit gegara Fred terkesan didzolimi oleh Dejan Lovren, dan wasit asal
Negeri Sakura menganggapnya pelanggaran meski tayangan ulang berkata
sebaliknya. Semoga bukan karena wasitnya sering menonton peta
perpolitikan Indonesia yang penuh dengan tokoh-tokoh yang ingin
didzolimi.
Lalu, Mas Oscar yang
musim ini tampil angin-anginan di bawah gemblengan Pendekar Maurinho
dari Portugal memberi gol penutup buat Brazil. Jadilah skor 3-1 buat
tuan rumah sekaligus melanggengkan tradisi laga pembuka selalu dimenangi
tuan rumah. Meski Ndoro Neymar yang meraih Man of the Match, namun
sejatinya peran Oscar wajib diberi bintang tiga, empat juga boleh, tapi
tentu harus ditanyakan kepada atasan pemberi bintang dan wajib
mendatangkan programmer canggih agar pemberian bintang terkesan natural.
Lalu, apa makna skor
3-1 dari laga pembuka gelaran sepakbola paling akbar di dunia ini bagi
perpolitikan Indonesia yang sedang sedikit memanas gara-gara banyak
ulama, kaum cendekia, dan para mantan jenderal yang saling puji? Menurut
Tuanku Di Rajo Gatik Angka, ini memupus harapan para swing voter yang
percaya ramalan dan ilmu gutak-gatik-gatuk angka untuk golput. Sebab,
sebelumnya sudah beredar pesan berantai berdarah dingin bahwa jika
skornya tidak bisa diutak-atik jadi 1 atau 2, maka pemilu Indonesia
terancam bahaya. Beruntung, 3-1 bisa berarti tiga dikurangi satu yang
berarti dua.
Maka, bersuka citalah
mereka yang sebelumnya memilih pasangan Jokowi-Kalla sebab angka
pertandingan semalam memihak mereka. Meski, tentu saja ada yang mbeling
dengan mengatakan skor itu bisa juga 3+1 alias 4 yang berarti tradisi
golput dalam kehidupan mereka bisa dilanggengkan. Untung saja ada orang
pintar kenamaan yang belum pernah ditemui orang menyampaikan hasil
meditasinya. Ia melalui Friendster-nya yang masih aktif mengatakan bahwa
4 itu adalah 2 jika dibagi 2, namun jika dibagi 1 maka tetap 4 sehingga
praktis pilihan yang ada ya cuma dua. Pokoknya dua!
Lalu, bagaimana dengan
pasangan nomor satu dan para pendukungnya? Tenang, besok dan sebulan ke
depan masih banyak pertandingan. Jadi, silakan hubungi Tuanku Di Rajo
Gatik Angka atau orang pintar yang belum pernah ditemui orang di atas
untuk mengepaskan skor agar para pendukung ikut suka cita.
Demikian, laporan singkat #WorldCup2014 dari orang yang semalam tidur pulas. Selamat pagi!