Ketika Twitter Makin Menyerupai Facebook


(tampilan baru Twitter)
Pagi ini disambut oleh perubahan desain antarmuka Twitter versi web yang berbeda. Makin memudahkan untuk mencuitkan sesuatu memang daripada sebelumnya. 

Jika sebelumnya pengguna yang akan nge-tweet harus membawa kursor ke bawah profil pengguna atau ke pojok kanan atas, maka kini pemakai Twitter sudah disajikan kemudahan memposting sembari menelisik linimasa masing-masing. 

Meski makin memudahkan, atau setidaknya makin membuat pemakai Twitter terbiasa dengan format umumnya, namun perubahan ini kian mengeliminir hal-hal unik dari Twitter. Artinya, desain Twitter makin mirip dengan pesaingnya terutama Facebook.

Sepertinya perubahan ini tidak akan diprotes terlalu keras oleh para pemakai setia sosial media 140 karakter ini. Setahu saya, perubahan ini tidak terlalu digemborkan oleh pihak Twitter. Mungkin banyak pihak yang menilai perubahan ini hanyalah perubahan minor semata. Namun bagi saya, perubahan ini praktis akan mengubah beberapa kebiasaan pemakai Twitter.

Jika si pemakai Twitter juga terbiasa memakai sosial media lain semisal Facebook, mungkin hal ini akan makin membiasakan cara berekspresi di sosmed. Sebab, secara garis besar semua sosial media di atas memiliki gaya yang sama ketika pemilik akun akan memposting sesauatu. Bandingkan dengan sebelum perubahan terjadi, praktis hanya Twitter dan Path yang memiliki cara sedikit berbeda yang diperlukan pemilik akun untuk bernarsis ria. 

Jadi, bagaimana menurut kawan-kawan semua? Semakin memudahkan atau justru makin membuat Twitter kehilangan karakter?


Hantu Bergaun Perak

(ilustrasi)
Srekkkk ...
Duk ...  duk ... duk ...

Pintu toilet yang telah kukunci terasa ada yang menekan dari luar. Seketika kusapukan pandangan ke arah bawah pintu untuk melihat siapa gerangan yang iseng. 

Srekkkk....

Kilatan ujung gaun perak bergerak dengan cepat. Aku yang sepagi ini sudah "nongkrong" di toilet lantai tujuh ini sedikit kernyitkan dahi. Tempatku menikmati pagi adalah toilet khusus lelaki, mungkin hanya office girl yang bisa mengaksesnya. Itupun sesudah beberapa kali mengetuk pintu untuk memastikan toilet kosong. 

Meski memikirkan keganjilan tersebut, niatku untuk menyelesaikan kewajiban pagi tak kuurungkan. Selanjutnya, ritual memeriksa lini masa di sosmed jadi hiburan sambil sesekali "ngeden". Sesudah selesai, aku bergegas menuju wastafel untuk mencuci tangan.

Currrrr ....

Kran air ternyata telah menyala entah sejak kapan. Karena pintu toilet berat, maka seharusnya siapapun yang melakukan apel pagi ke toilet seharusnya bisa kudengar.

 
***


Selang beberapa minggu sejak kilau gaun perak menyambangi perenunganku di toilet, aku semakin sering dan nyaman berada di sana. Favoritku adalah tempat paling dekat ke arah pintu masuk. "Menurut penelitian, orang lebih suka menggunakan toilet yang paling pojok," demikian pikirku.

Entah kenapa, kilatan perak dari ujung gaun yang sekali melintas itu justru membuatku nyaman. Sayang, kilatan perak semakin dirindu seolah kian enggan mendekat atau memunculkan diri. 

Srekkk ...

Suara itu muncul lagi. Kali ini aku nongkrong sekira jam lima sore menjelang pulang ke rumah. Kilat yang terlihat agak lama dan sedikit memperlihatkan proyeksi yang lebih jelas daripada sebelumnya. Samar-samar gaun perak kian dekat denganku lalu menembus pintu toilet yang hanya berjarak sekira setengah meter dariku yang sedang nongkrong.

Srekkkk .... srekkk ... srekkk ...

Gesekan ujung gaun perak dengan lantai menimbulkan irama yang sedikit membawa suasana tegang namun menyenangkan. Sedikit demi sedikit kujelajahi sesosok yang kuyakini perempuan ini dari ujung bawah menuju ke atas. Jujur, meski sudah sedekat ini, aku belum berani langsung bersirobok mata dengan pemilik gaun perak ini.

Saat sapuan mataku mendekati pinggang menuju ke arah dada, rambut yang panjang telah menyambut kornea mataku. Takjub melihat legamnya rambut, membuat mataku beberapa detik terdiat di spot tersebut. Sesudah daya hipnotis rambut nan legam itu hilang, kembali mataku ku arahkan menuju wajah yang dibungkus gaun perak ini.

Brakkkk ....

Suara pintu masuk toilet dibuka dengan keras dari luar. Karena memang membuka pintu tersebut dibutuhkan kekuatan yang cukup, maka bunyi yang dihasilkanpun lumayan nyaring. 

Efek dari terbukanya pintu tersebut, segala proyeksi dari si Gaun Perak lenyap sudah. Ia menghilang bahkan tanpa menimbulkan bunyi khas gesekan gaun perak dan lantai yang selalu menandai kedatangannya. Pupus sudah harapanku melihat pemilik Gaun Perak yang kerap menyambangi tempatku terpekur di toilet.


to be continue ...





BlackBerry Passport: Sang Pembeda

Di tengah euforia peluncuran iPhone 6 dan iPhone 6+ yang justru mengundang skeptisme para Apple fan boy, BlackBerry meluncurkan sebuah smartphone flagship yang lain daripada yang lain. Kembalinya BlackBerry menelurkan produk yang kembali ke habitatnya lebih menarik daripada mencermati bagaimana Apple makin hari makin mengecewakan penggemarnya pascameninggalnya Steve Jobs.

Bagaimanapun, memerhatikan kehadiran BlackBerry Passport mau tak mau langsung tertuju bentuk fisiknya yang unik. Mengambil paspor sebagai inspirasi, ponsel berkekuatan RAM 3GB, ini setidaknya lebih nyaman dimasukan dalam kantong daripada kecenderungan smartphone jaman sekarang. Tengok saja iPhone yang rela menjilat ludah mendiang Steve Jobs demi memuaskan pecinta layar lebar pada smartphone.

Mengandalkan kekuatan naturalnya, keyboard, BlackBerry ingin kembali merebut para pebisnis yang selama beberapa tahun terakhir lebih bangga menenteng iPhone atau Samsung. Harus diakui, meski secara gengsi iPhone dan Samsung telah menumbangkan BlackBerry, namun masalah kenyamanan mengetik dengan smartphone pabrikan asal Kanada ini masih yang paling handal. 

Pengalaman penulis sendiri mengobrol dalam berbagai aplikasi pesan mulai dari Line, WA, hingga BBM, menunjukkan bahwa pengguna layar sentuh lebih mudah mengalami typo. Alhasil, typo seolah menjadi "fitur khusus" dari berbagai smartphone layar sentuh. Hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang masih setia dengan keyboard. Kendala typo dan auto dial lebih jarang ditemui.

Keunggulan desain yang berbeda memberikan BlackBerry sebuah kesan yang langsung terasa BlackBerry-nya. Saat ini, terutama dengan makin mudahnya ditemui aksesoris smartphone, sangat sulit membedakan sebuah merek. Bahkan, para user iPhone sampai-sampai harus meletakkan smartphone mereka secara terbalik agar bisa dikenali. 

Hal yang baru yang patut diapresiasi adalah pemakaian keyboard tiga baris yang persis meniru keyboard komputer. Meski tentu saja para pemakainya harus beradaptasi, namun inovasi dari BlackBerry patut diapresiasi. Dengan memangkas satu bar keyboard, memungkinkan layar handphone lebih luas. Satu lagi, layar persegi yang diadopsi oleh BlackBerry membuat view lebih lebar.

Jadi, seperti apakah kans BlackBerry ke depan? Kita tunggu saja bagaimana performa smartphone yang lain daripada smartphone pada umumnya ini. Sebab, banyak yang menentukan suksesnya sebuah smartphone di pasaran terutama kemampuannya dalam mengeksekusi aplikasi. Sudah pasti, dukungan developer dalam menyuplai aplikasi sangat penting.

 



Welcome October!

Oktober sudah tiba kawan, dan beberapa momen spesial menunggu untuk ditaklukkan. Bulan kesepuluh kali sudah dibuka oleh riuhnya pelantikan anggota DPR yang berlanjut dengan adu urat dalam pemilihan paket pemimpin DPR. 

Siapapun yang menang, kembali kita ucapkan selamat. Tak peduli apakah mereka dulu satu paham atau tidak, menjadi pemimpin sekumpulan "anak TK" di Senayan sana bukanlah tugas yang menyenangkan. Semoga saja, dan semoga saja, kata-kata sakti mereka yang selalu mengatasnamakan rakyat kali ini benar-benar terjadi.

Tak berselang lama, Idul Adha akan kita jelang. Meski kembali terbagi jadi dua kali, namun hikmad-nya tetap terasa bukan? Yang penting, pesta daging benar-benar dirasakan semua kaum tak peduli ia miskin atau cuma mengaku miskin. Tentu saja, lebih baik jadi pihak yang menyembelih hewan kurban daripada sekedar penerima. Syaratnya mudah saja, mampu!

Yang paling penting dari perayaan Idul Adha adalah makin kuatnya kita berpegang teguh pada agama. Kenapa ini penting? Agar agama tidak diklaim oleh sekelompok orang yang merasa paling agamis. Sebab jika sudah diklaim, maka susah sekali meluruskan jika suatu saat terjadi pembengkokkan.

Yang tak kalah penting adalah datangnya tahun baru Hijriyah. Semanagat berhijrah dari yang baik menuju yang lebih baik tentu wajib dikumandangkan. Apalagi, beberapa hari sebelumnya, pelantikan Presiden Republik Indonesia yang ketujuh akan dilaksanakan. Kembali, mari ucapkan selamat kepada pemenang dan semoga saja menjadi presiden yang amanah.

Saya berani taruhan, meski semua orang pernah mencita-citakan menjadi presiden, namun pekerjaan satu ini bukanlah pekerjaan yang baik untuk kesehatan. Tengok saja mantan-mantan presiden negara ini. 

Lalu apa yang aka kita lakukan di Oktober kali ini? Yang penting jangan gampang diombang-ambing saja sudah cukup. Tetaplah berpijak pada diri sendiri, sebab hanya kita sendirilah yang peduli pada kita dan keluarga. Jangan pernah gantungkan nasib kepada mereka yang berteriak lantang merekalah pemilik negeri, apalagi pemilik kebenaran.

Jangan terus terlarut dalam haru-biru perebutan kekuasaan. Sebab bisa membuat kita lupa akan kenyataan. Parahnya, bisa membuat lupa kepada keluarga. Selamat menaklukkan Oktober!!!





Arti Merdeka Bagi Gehol

Tahun ini adalah tahun ke-69 Indonesia merayakan kemerdekaan. Sebuah angka yang eksotis bukan, meski tentu masih tidak se-eksotis makna sejati dari kemerdekaan itu sendiri. Namun buat warga Gehol, ada semangat kemerdekaan yang kian sejati di sana.

Adalah larnaval warga desa yang merayakan kemerdekaan indikatornya. Selayaknya karnaval kemerdekaan, maka para warga yang mengikuti acaranya bergaya semeriah mungkin meresapi makna kemerdekaan. Mulai dari mengenang seberapa keras perjuangan para pahlawan hingga seberapa maju negeri ini.

Yang paling menggembirakan adalah ada suara-suara keberanian di sana. Suara-suara meminta peran lebih dan meminta keadilan terhadap penguasa setempat dalam karnaval desa tentu saja wajib diapresiasi. Di tengah tersumbatnya komunikasi dua arah antara pemangku kuasa dengan rakyat, suara-suara protes terdengar di tengah keramaian.

Munculnya suara kritis terhadap penguasa di momen perayaan kemerdekaan tentu patut diapresiasi. Apalagi para penguasa setempat tidak menyensornya. Jikapun ada sensor, saya yakin pesan tersebut sudah lebih dulu sampai kepada masyarakat kebanyakan. Tuntutan keterbukaan, pengusutan penyelewengan, dan pertanggungjawaban moral seharusnya memang disalurkan dalam forum yang tepat. Sayangnya, ketiadaan forum itu menyebabkan suara sumbang berkeliaran di jalan. Inilah parlemen jalanan, ketika parlemen sesungguhnya tidak bekerja.

Dalam berbagai kesempatan, saya dan Gehol Community serta berbagai elemen lain selalu menyerukan dibukanya kran komunikasi dua arah antara warga dan pemangku kuasa. Toh mereka yang berkuasa, hanyalah memegang mandat rakyat yang kebetulan mempercayakan kepada mereka yang terpilih. Jika mandat tersebut tidak digunakan dengan baik, maka seyogyanya rakyat berhak menegur. Bahkan jika perlu mengambilnya kembali.

Seandainya keterbukaan dilaksanakan maka mata rakyat yang memelototi pemerintahan bisa mengurangi penyelewengan terhadap kekuasaan yang dipegang. Sayangnya, para penguasa masih beranggapan bahwa kuasa yang dimiliki bukanlah mandat, namun anugerah semata.

Jadi, selamat menikmati era kemerdekaan sesugguhnya wahai warga Gehol. Jika saat ini sudah merdeka berbicara, maka merdeka berdikari segera menyusul.