Ketika Jalan “Blekukan” Apa Gunanya Pajak?
Lihat Twitter saat senggang berita miring tentang tanah kelahiran
yang didapat. Tersebutlah wilayah yang merasa rajin membayar pajak, ternyata
harus rajin juga berpeluh ria di jalanan. Sayangnya, jalan yang biasa mereka
gunakan jauh dari kata layak. Semua sudah berlubang, hingga mirip empang saat
hujan mendera.

Sejuta marah dan keluh kesah seolah angin yang mendesah. Dianggap lalu
oleh setiap yang mendengar. Terpaksalah mereka berinisiatif. Menggelontorkan
marah meski dengan jalur yang sangat teramat sopan. Tulisan. Tujuannya hendak menyentil
rasa malu para penguasa namun entah apakah sentilan itu dianggap ada.

Tapi Brebesku memang sedang ayik-masyuk dengan ide memekarkan diri.
Energi habis untuk meraih pemisahan yang dianggap jalan pintas menyejahterakan
rakyat. Meski kuyakin, hanya segelintir elit yang merasakannya. Tidak sekedar
jalur Bumiayu-Salem yang secara tradisi lekat dengan “blekukan”, jalur lainpun
seolah “iri” sehingga merusakkan diri.
Brebesku, perbaikilah jalan warga-warga yang sudah lelah menunggu di
sana.
0 comments: