Jika BBM Naik
BBM memang tidak jadi dinaikkan 1
April lalu. Namun mengingat utak-0atik pasal siluman yang kini sedang diuji
materi, maka kenaikan tinggal menunggu waktu saja.
Maka sesungguhnya hari kian dekat
dengan waktu untuk mengantre BBM tepat sebelum pukul 00.00 tiba. Saat itu,
adalah hari terakhir premium yang merupakan bahan bakar kaum miskin bisa
dinikmati dengan harga Rp 4.500,00. Meski faktanya harga di pedesaan tidaklah
sebesar besaran yang ditetapkan pemerintah karena buruknya system distribusi
yang dimiliki pemerintah. Sejak skenario kenaikan BBM diumumkan oleh
pemerintah, maka kejadian sebagaimana diuraikan di atas tentu saja sudah di
depan mata.
Adegan berikutnya mudah ditebak,
sekumpulan insentif langsung untuk rakyat digelontorkan bak Sinterklas. BLT
yang diharapkan mampu menyelamatkan rakyat miskin yang menuju kolaps
pascakenaikan BBM menjadi pilihan. Program yang mempertotonkan kemiskinan
secara vulgar ini akan kembali mengharu biru di tanah Indonesia. Jangan lupakan tontonan
lain dari adanya Bantuan Langsung Tunai ini, korupsi terstruktur dari tingkat
RT hingga entah di mana puncaknya.
0 comments: