Nasib Suram Blackberry yang Ditinggalkan Facebook dan Whatsapp
John Chen |
Jika dibandingkan dengan pemakai platform lain seperti Android, iOS, dan Windows Phone, handset yang sempat menjadi parameter kaum beruit ini juga menyedihkan. Menurut laporan IDC, penetrasi handset yang diproduksi perusahaan asal Kanada ini hanya menguasai 0,3 persen pasar. Angka ini merupakan laporan pada quartal kedua tahun 2015 dan kian menciut dari tahun-tahun sebelumnya.
Angka tersebut sepertinya akan tergerus kian parah seiring dengan pemberitahuan bahwa raksasa sosial media dan pengiriman pesa yang kebetulan bersaudara akan meninggalkan BlackBerry. Facebook yang angka penggunanya sudah milyaran dan WhatsApp yang juga memiliki pengguna ratusan juta itu akan meninggalkan BlackBerry. Jika Facebook sudah melakukannya mulai April 2016, maka WhatsApp memberi tenggang hingga akhir tahun ini.
John Chen sebagai kapten tentu tidak tinggal diam. Dia menyerukan kepada para pecinta handset yang konon memiliki tingkat keamanan paling tinggi ini untuk mengampanyekan agar Facebook dan WhatsApp bertahan. Sayangnya, kampanye yang digaungkan seolah terasa sunyi bahkan di sosial media sekalipun. Lihat saja berapa perolehan retweet dan love pada cuitan akun John Chen dan akun BlackBerry.
— John Chen (@JohnChen) March 17, 2016
We are disappointed: #Facebook and #WhatsApp announced they'll end their support for BB10 and BBOS. #ILoveBB10Apps https://t.co/XIJi7MU2Bb— BlackBerry (@BlackBerry) March 18, 2016
Jika dilihat dari tweet kampenye menahan Facebook dan WhatsApp untuk bertahan tersebut, maka sudah jelas bahwa keputusan kedua aplikasi milik Mark Zuckerberg tersebut benar adanya. Bayangkan saja, kampanye hanya dicuit ulang dalam jumlah ratusan. Hal ini tentu sangat miris mengingat nama besar BlackBerry beberapa tahun lalu.
Keruntuhan BlackBerry hampir mirip dengan yang terjadi pada perusahaan sejenis, Nokia. Mereka dahulu merupakan merek yang wajib dimiliki untuk menaikkan gengsi apalagi untuk seri-seri tertentu. Namun, dunia senantiasa berputar hingga akhirnya kedua perusahaan tersebut pun kini mendekati masa-masa senja. Nama-nama keren tersebut kian senyap di tengah gemuruh inovasi dari perusahaan saingan.
Maka berkaca dari Nokia dan BlakcBerry, masihkah kita malas berinovasi.
Keruntuhan BlackBerry hampir mirip dengan yang terjadi pada perusahaan sejenis, Nokia. Mereka dahulu merupakan merek yang wajib dimiliki untuk menaikkan gengsi apalagi untuk seri-seri tertentu. Namun, dunia senantiasa berputar hingga akhirnya kedua perusahaan tersebut pun kini mendekati masa-masa senja. Nama-nama keren tersebut kian senyap di tengah gemuruh inovasi dari perusahaan saingan.
Maka berkaca dari Nokia dan BlakcBerry, masihkah kita malas berinovasi.